BOGORINSIDERcom --Setelah sempat hanya menjadi wacana, proyek kereta gantung Cileungsi–Harjamukti kini mulai bergerak ke arah yang lebih nyata.
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memastikan bahwa studi awal dan koordinasi antarlembaga sudah berjalan, dan proyek ini ditargetkan mulai konstruksi pada 2026 serta beroperasi pada 2028.
Proyek ini akan menjadi pilot project kereta gantung perkotaan pertama di Indonesia yang berfungsi sebagai feederLRT Jabodebek, menghubungkan kawasan padat penduduk Cileungsi dan Mekarsari dengan Stasiun LRT Harjamukti di Depok.
Baca Juga: Dampak Ekonomi Positif dari Pembangunan Kereta Gantung di Cileungsi dengan Dana 6,6 Triiun
1. Tahapan Pembangunan Kereta Gantung
Kemenhub menyiapkan beberapa fase penting dalam pembangunan proyek ini:
Tahap 1 – Feasibility Study (2024–2025)
-
Kajian teknis jalur dan struktur menara.
-
Analisis topografi, cuaca, dan kepadatan penduduk.
-
Studi kelayakan ekonomi, sosial, dan lingkungan (AMDAL).
-
Penentuan lokasi stasiun dan titik integrasi dengan LRT.
Saat ini, tahap FS sudah hampir rampung dan hasilnya akan menjadi dasar penyusunan DED.
Tahap 2 – Detail Engineering Design (DED) (2025–2026)
-
Perancangan teknis dan gambar detail seluruh komponen proyek.
-
Pengujian struktur menara dan spesifikasi kabin.
-
Penyusunan dokumen tender konstruksi.
DED ini penting untuk memastikan desain yang efisien, aman, dan sesuai standar internasional — terutama karena sistem yang digunakan adalah Unitsky String Transport (UST) dari Belarus.
Artikel Terkait
Kini Gigit Jari, Deretan Bukti Kerenya Ferry Irawan Sampai Bikin Venna Melinda 3 Bulan Pusing
Rute & Jalur Kereta Gantung Cileungsi – Harjamukti / Feeder LRT, Berpotensi Kurangi Kemacetan
Revolusi Transportasi! Teknologi UST di Jalur Gantung Cileungsi–Harjamukti Mengurangi Macet
Fantastis, Infografik skema pendanaan kereta gantung Cileungsi–Harjamukti dengan model KPBU bernilai Rp6,6 triliun
Kemenhub Bahas Kajian Teknis Feeder LRT Kereta Gantung Cileungsi–Harjamukti