BOGORINSIDER.com – Kalimat “Saya nggak mau tahu, semua harus pakai Maung!” yang diucapkan Presiden Prabowo Subianto dalam sidang kabinet paripurna, (19/10/2025), sontak menggema di seluruh ruang pemerintahan.
Suasana hening berubah jadi tanda tanya besar: benarkah semua menteri akan diwajibkan meninggalkan mobil mewah dan beralih ke kendaraan taktis buatan Pindad itu?
Namun bagi Prabowo, keputusan itu bukan sekadar gaya, tapi pesan politik dan ekonomi yang kuat: berdikari lewat produk buatan bangsa sendiri.
Instruksi “wajib Maung” bukan tiba-tiba muncul.
Sejak awal menjabat, Prabowo dikenal konsisten dengan jargon “cintai produk dalam negeri”. Ia bahkan sudah lama menggunakan Maung sebagai mobil pribadinya di berbagai kunjungan kerja.
“Kalau saya bisa pakai, masa menteri enggak bisa?” ujarnya santai, disambut tawa para menteri. Tapi di balik nada ringan itu, tersimpan makna serius: teladan harus dimulai dari atas.
Dengan langkah ini, Prabowo ingin menunjukkan bahwa pejabat publik tak seharusnya tampil dengan citra berjarak—terlalu mewah di tengah masyarakat yang sedang berhemat.
Maung bukan mobil biasa.
Dikembangkan oleh PT Pindad (Persero), kendaraan ini awalnya dirancang untuk kebutuhan militer. Namun versi sipilnya kini dimodifikasi agar sesuai dengan mobil dinas menteri tetap tangguh, tapi nyaman.
Mobil ini memakai mesin diesel 2.400 cc, berpenggerak 4x4, dan dirancang untuk melibas segala medan.
Kehadirannya di kabinet menjadi simbol bahwa Indonesia tidak perlu selalu bergantung pada produk luar negeri untuk memenuhi kebutuhan pejabat negara.
“Mobil Maung bukan hanya kendaraan, tapi pernyataan sikap: kita mampu,” ujar Direktur Utama Pindad, Abraham Mose, dalam konferensi pers (21/10/2025).
Baca Juga: “Elegan di Tengah Isu: Citra Publik Raisa Tetap Kuat”
Dalam arahannya, Prabowo juga menyinggung gaya hidup para pejabat. Ia menyarankan agar mobil mewah digunakan hanya di waktu pribadi, bukan untuk urusan dinas.
Pesan ini disambut tepuk tangan, meski beberapa menteri terlihat tersenyum kecut mungkin sambil membayangkan mobil pribadi mereka yang kini “pensiun” dari perjalanan dinas.
Bagi Prabowo, ini bukan soal mengekang kenyamanan, tapi mengembalikan nilai kesederhanaan dalam birokrasi.
“Kalau rakyat lihat pejabatnya naik mobil buatan lokal, mereka akan merasa dihargai,” ujar Prabowo dalam kutipan yang beredar luas di media sosial.
Kebijakan ini bisa jadi game-changer bagi industri otomotif Indonesia.
PT Pindad akan mendapat pesanan puluhan unit untuk para menteri dan pejabat eselon I, dengan rencana produksi massal dimulai Februari 2026. Pemerintah juga dikabarkan sudah menyiapkan anggaran khusus untuk pengadaan kendaraan ini.
Menurut data Kementerian Perindustrian, setiap 1.000 unit produksi Maung berpotensi membuka lapangan kerja baru di sektor komponen dan logistik.
“Ini langkah nyata pemerintah untuk mendorong substitusi impor di sektor otomotif,” kata ekonom senior INDEF, Tauhid Ahmad.
Artikel Terkait
Jejak Panjang Prabowo Subianto: Dari Kopassus ke Kursi Presiden
7 Nilai Kepemimpinan Prabowo yang Menginspirasi Generasi Muda Indonesia
74 Tahun Prabowo: Ulang Tahun yang Menguji Janji Politik dan Konsistensi Kepemimpinan
Prabowo Saksikan Pengembalian Rp13,2 Triliun Hasil Korupsi CPO ke Negara
Reformasi ASN di Era Prabowo: Belajar dari Kasus Korupsi CPO