Fantastis, Infografik skema pendanaan kereta gantung Cileungsi–Harjamukti dengan model KPBU bernilai Rp6,6 triliun

BOGORINSIDER.com --Bayangkan bila kamu bisa menempuh perjalanan dari Mekarsari, Cileungsi ke Stasiun LRT Harjamukti hanya dalam 20 menit tanpa macet.

Impian itu mulai mendekati kenyataan lewat rencana pembangunan kereta gantung Cileungsi–Harjamukti, proyek strategis yang tengah dikaji oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

Namun, di balik gagasan futuristik itu, ada pertanyaan besar yang sedang jadi sorotan siapa yang akan membiayai proyek bernilai triliunan ini?

Baca Juga: Revolusi Transportasi! Teknologi UST di Jalur Gantung Cileungsi–Harjamukti Mengurangi Macet

1. Estimasi Nilai Investasi Capai Rp6,6 Triliun

Berdasarkan laporan, total nilai investasi proyek kereta gantung Mekarsari–Cileungsi–Harjamuktidiperkirakan mencapai Rp6,6 triliun, dengan estimasi biaya konstruksi sekitar Rp300 miliar per kilometer.

Angka itu bukan sekadar wacana karena panjang jalur yang ditaksir mencapai 22 kilometer, proyek ini setara dengan membangun satu koridor LRT baru dalam bentuk skyway di udara.

Kemenhub menyebutkan proyek ini tidak akan sepenuhnya dibiayai dari APBN. Sebaliknya, pendanaan akan menggunakan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), dengan potensi masuknya investasi dari pihak swasta nasional maupun asing.

2. Skema KPBU: Kolaborasi Pemerintah dan Investor

Skema KPBU (Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha) adalah model pendanaan publik-swasta yang memungkinkan investor ikut membiayai, membangun, dan mengelola proyek infrastruktur publik.

Dalam konteks proyek ini, peran Kemenhub adalah:

Baca Juga: Rute & Jalur Kereta Gantung Cileungsi – Harjamukti / Feeder LRT, Berpotensi Kurangi Kemacetan

• Menyiapkan regulasi, izin, dan dukungan teknis proyek.

• Menjamin aspek keselamatan, standar operasional, serta integrasi dengan moda lain (LRT Jabodebek).

Sementara pihak swasta akan:

• Menanggung biaya pembangunan dan pengadaan sistem.