Harapan Baru: Kolaborasi Bukan Kompetisi
Jika di era Arief Prasetyo Adi tantangan utamanya adalah koordinasi antar lembaga, maka di era Amran Sulaiman tantangannya adalah sinkronisasi kebijakan dan implementasi.
Kunci sukses sektor pangan bukan hanya pada produksi atau data, tapi kolaborasi lintas kementerian dan daerah.
Kebijakan “Gerakan Pangan Terhubung” yang dulu digagas Arief diharapkan bisa diperluas, menghubungkan stok antarprovinsi dengan sistem transportasi logistik nasional.
Seperti dikatakan oleh Ekonom Pangan IPB, Dr. Suhariyanto:
“Pangan bukan hanya urusan Bapanas atau Kementan. Ia adalah ekosistem yang butuh gotong royong, dari petani, pengusaha, sampai pemerintah daerah.”
Pergantian pejabat bisa mengubah arah, tapi fondasi kebijakan pangan Indonesia sudah dibangun.
Digitalisasi, cadangan pangan daerah, dan kesadaran akan pentingnya transparansi menjadi modal kuat yang ditinggalkan Arief Prasetyo Adi.
Kini, tantangan terbesar pemerintahan Prabowo–Gibran adalah konsistensi.
Mampukah arah baru ini menjaga keseimbangan antara kedaulatan pangan dan keterbukaan pasar?
Jawabannya akan terlihat dari satu hal sederhana: harga beras di meja makan rakyat.
Artikel Terkait
Prabowo Subianto Reshuffle Kabinet, Sri Mulyani Digantikan
Pasar Panik, Rupiah & IHSG Tertekan Usai Reshuffle
Reshuffle Kabinet Prabowo 2025: Strategi Politik atau Respons Krisis?
Reshuffle, Suku Bunga, dan Politik Ekonomi Indonesia 2025
BI, Reshuffle, dan Masa Depan Ekonomi Politik Indonesia