BOGORINSIDER.com – Tahun 2025 menjadi momen krusial bagi Indonesia. Di tengah ketidakpastian global, pemerintah dan Bank Indonesia (BI) mengambil langkah berani: pemangkasan suku bunga, wacana mandat baru BI, hingga reshuffle kabinet Presiden Prabowo.
Semua ini menegaskan bahwa arah ekonomi dan politik Indonesia sedang berada di persimpangan penting.
BI dan Kejutan Suku Bunga
BI memangkas suku bunga acuan ke 4,75% pada September 2025. Langkah ini bertujuan menjaga pertumbuhan ekonomi sekaligus memberi stimulus bagi UMKM, konsumsi rumah tangga, dan investasi.
Masyarakat berharap cicilan KPR lebih ringan, UMKM lebih mudah mengakses kredit, dan pasar modal tetap bergairah. Namun, risiko pelemahan rupiah dan ketergantungan pada respons global masih membayangi.
Baca Juga: Reshuffle, Suku Bunga, dan Politik Ekonomi Indonesia 2025
Wacana Mandat Baru BI
Diskusi mengenai penambahan mandat BI untuk pro-pertumbuhan memicu pro-kontra. Sebagian ekonom mendukung, karena BI bisa lebih agresif mendukung investasi.
Namun ada juga yang khawatir mandat ganda membuat BI kehilangan fokus menjaga inflasi.
Perdebatan ini menunjukkan bahwa kebijakan moneter bukan hanya soal angka, tetapi juga keputusan politik yang memengaruhi kepercayaan pasar.
Presiden Prabowo menunjuk Jenderal (Purn.) Djamari Chaniago sebagai Menkopolkamus di tengah protes publik. Reshuffle ini dinilai sebagai upaya memperkuat stabilitas politik sekaligus menegaskan dominasi pemerintah dalam mengendalikan dinamika nasional.
Stabilitas politik menjadi syarat mutlak agar kebijakan ekonomi berjalan efektif. Tanpa dukungan politik yang kuat, pemangkasan bunga BI dan program pertumbuhan bisa kehilangan dampaknya.
Baca Juga: Reshuffle Kabinet Prabowo 2025: Strategi Politik atau Respons Krisis?
Artikel Terkait
Prabowo Subianto Reshuffle Kabinet, Sri Mulyani Digantikan
Pasar Panik, Rupiah & IHSG Tertekan Usai Reshuffle
BI Turunkan Suku Bunga, Begini Efeknya ke UMKM dan Masyarakat
Perdebatan Mandat BI 2025: Antara Inflasi, Rupiah, dan Pertumbuhan
Reshuffle Kabinet Prabowo 2025: Strategi Politik atau Respons Krisis?