BOGORINSIDER.com --Setiap pagi, ribuan warga Cileungsi berangkat menuju Depok dan Jakarta dengan waktu tempuh yang bisa mencapai dua jam lebih.
Kemacetan di jalur Cileungsi–Cimanggis–Harjamukti sudah menjadi “ritual” harian. Namun, dalam waktu dekat, kondisi itu bisa berubah drastis.
Lewat rencana pembangunan kereta gantung Cileungsi–Harjamukti, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tak hanya ingin menciptakan moda transportasi baru, tapi juga menggerakkan roda ekonomi dan membuka babak baru mobilitas di Bogor Timur.
1. Solusi Nyata bagi Kemacetan
Rute Cileungsi–Harjamukti merupakan koridor padat yang menjadi jalur utama warga Bogor Timur menuju pusat kota dan kawasan industri di Depok.
Menurut kereta gantung ini akan berfungsi sebagai feeder langsung ke Stasiun LRT Harjamukti mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan kemacetan di jalan arteri.
Dengan waktu tempuh hanya sekitar 20–25 menit dari Mekarsari ke Harjamukti, moda ini mampu memangkas waktu perjalanan hingga 70% lebih cepat dibanding mobil atau bus.
Efek langsungnya:
-
Penurunan volume kendaraan di jalan Cileungsi–Cimanggis.
-
Efisiensi bahan bakar dan biaya transportasi harian.
-
Penurunan emisi karbon hingga 30–40%.
2. Dorongan Ekonomi Lokal
Transportasi yang efisien bukan hanya mempermudah perjalanan — ia juga menciptakan nilai ekonomi baru.
Menurut kajian awal Kemenhub, proyek senilai Rp6,6 triliun ini akan menjadi katalisator ekonomi untuk kawasan Bogor Timur.
Dampak ekonomi yang diantisipasi antara lain:
-
Kenaikan nilai properti di sepanjang jalur Cileungsi–Cimanggis hingga 15–20%.
-
Pertumbuhan UMKM baru di sekitar stasiun gondola (kuliner, logistik, retail, dan pariwisata).