Namun, perbaikan ini bisa terancam jika integrasi data dan distribusi tidak diperkuat.
Kebijakan pangan bukan hanya soal produksi, tetapi juga kecepatan dan akurasi informasi.
“Kalau data pangan tidak sinkron, negara tidak bisa bergerak cepat saat krisis,” tegas Dr. Rina Harjono, peneliti kebijakan publik di UI.
Pergantian Arief Prasetyo Adi dari Bapanas meninggalkan dua warisan besar: basis data pangan digital dan disiplin koordinasi antar lembaga.
Kini, tantangan terbesar bagi penggantinya, Amran Sulaiman, adalah menjaga momentum itu di tengah dinamika politik dan tekanan inflasi.
Data menunjukkan Indonesia masih punya stok aman tapi aman bukan berarti tanpa risiko.
Ke depan, kebijakan pangan akan ditentukan bukan hanya oleh seberapa banyak beras yang diproduksi, tetapi seberapa cepat pemerintah bisa merespons setiap fluktuasi.
Artikel Terkait
Prabowo Subianto Reshuffle Kabinet, Sri Mulyani Digantikan
Pasar Panik, Rupiah & IHSG Tertekan Usai Reshuffle
Reshuffle Kabinet Prabowo 2025: Strategi Politik atau Respons Krisis?
Reshuffle, Suku Bunga, dan Politik Ekonomi Indonesia 2025
BI, Reshuffle, dan Masa Depan Ekonomi Politik Indonesia