Menakar Ulang Ketahanan Pangan Nasional: Jejak Arief Prasetyo Adi di Bapanas

photo author
- Sabtu, 11 Oktober 2025 | 05:13 WIB
“Potret Arief Prasetyo Adi saat menjabat sebagai Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), 2024.” (Foto/ Wikipedia.)
“Potret Arief Prasetyo Adi saat menjabat sebagai Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), 2024.” (Foto/ Wikipedia.)

BOGORINSIDER.com – Setelah resmi dicopot dari jabatan Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) pada (9/10/2025), publik mulai menengok kembali warisan kebijakan yang ditinggalkan oleh Arief Prasetyo Adi.
Pria berlatar korporasi ini meninggalkan jejak penting dalam penataan sistem pangan nasional, meski tak semua targetnya sempat tercapai.

Transformasi Pangan di Era Arief

Sejak dilantik pada 2022, Arief membawa napas baru di tubuh Bapanas. Ia mendorong lembaga itu agar lebih efisien, transparan, dan berbasis data.
Melalui proyek Sistem Neraca Pangan Nasional (SINPANAS), Arief berambisi menciptakan dashboard digital yang bisa memantau stok pangan secara real time di seluruh Indonesia dari beras hingga telur ayam.

“Saya ingin kebijakan pangan kita berbasis data, bukan asumsi,” ucapnya.

SINPANAS menjadi salah satu proyek unggulan yang sempat dipuji banyak pihak karena memperkecil ruang manipulasi data stok. Namun, di sisi lain, sistem ini belum sepenuhnya digunakan oleh semua daerah akibat keterbatasan infrastruktur digital dan SDM.

Program Cadangan Pangan Daerah (CPPD)

Kebijakan penting lain adalah Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (CPPD).
Arief meyakini bahwa penguatan stok di daerah adalah kunci ketahanan pangan nasional.
Ia mendorong pemerintah provinsi dan kabupaten memiliki cadangan pangan minimal 1.000 ton beras sebagai penyangga jika terjadi bencana atau kelangkaan.

Hasilnya, hingga Juli 2025, tercatat 29 provinsi dan 121 kabupaten/kota telah memiliki CPPD aktif naik signifikan dari hanya 12 daerah pada awal 2023.
Namun, pelaksanaannya masih terkendala pada sisi distribusi dan sistem penyimpanan yang belum modern.

Menata Hubungan dengan Bulog dan Kementan

Selama masa jabatannya, Arief dikenal vokal dalam menyuarakan pentingnya kolaborasi lintas lembaga.
Namun, hubungan Bapanas dengan Bulog dan Kementerian Pertanian (Kementan) kadang berjalan “tidak mulus”.

Contohnya, pada pertengahan 2024, Bapanas dan Bulog sempat berbeda data terkait jumlah stok beras nasional versi Bulog 1,3 juta ton, sedangkan Bapanas mencatat 960 ribu ton.
Perbedaan ini membuat publik bingung dan sempat memicu spekulasi soal potensi krisis pangan.

“Masalah utama di sektor pangan bukan kurang beras, tapi kurang sinkron,” ujar Arief dalam Forum Nasional Ketahanan Pangan, Desember 2024.

Kini, setelah posisinya digantikan Amran Sulaiman, sinergi antar lembaga menjadi prioritas utama pemerintahan Prabowo–Gibran.

Baca Juga: Prabowo Ganti Kepala Bapanas: Apa yang Terjadi pada Arief Prasetyo Adi?

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Faizal khoirul imam

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Elegan di Tengah Isu: Citra Publik Raisa Tetap Kuat

Kamis, 23 Oktober 2025 | 10:28 WIB

Fenomena Netizen: Mengapa Publik Begitu Ingin Tahu?

Kamis, 23 Oktober 2025 | 10:21 WIB

Rahasia Kekuatan Hubungan Raisa dan Hamish Daud

Kamis, 23 Oktober 2025 | 10:09 WIB

Tekanan di Balik Popularitas: Kisah Raisa & Hamish

Kamis, 23 Oktober 2025 | 09:58 WIB

Hapus Foto, Viral Seketika: Fenomena Raisa & Hamish

Kamis, 23 Oktober 2025 | 09:42 WIB

Rumor Cerai: Raisa Menggugat Suami Setelah 8 Tahun

Kamis, 23 Oktober 2025 | 09:07 WIB

Terpopuler

X