Ekonom pangan Dr. Suhariyanto dari IPB University mengatakan, “Langkah Prabowo realistis. Indonesia butuh satu komando untuk stabilisasi pangan agar tidak terjadi tarik menarik antara Bapanas, Kementan, dan Bulog.”
Sebaliknya, pengamat kebijakan publik Emilia Sari menilai keputusan ini terlalu cepat.
“Evaluasi kinerja Bapanas seharusnya dilakukan secara menyeluruh, bukan sekadar melihat target jangka pendek,” ujarnya.
Tugas Berat Amran Sulaiman
Sebagai pejabat baru, Amran Sulaiman kini memegang dua jabatan strategis sekaligus: Menteri Pertanian dan Kepala Bapanas.
Langkah ini membuat sebagian kalangan khawatir akan tumpang tindih tugas, tetapi pemerintah menilai justru sebaliknya “ini akan memperkuat koordinasi”.
Amran berjanji akan mempercepat integrasi sistem produksi–distribusi pangan dan meninjau kembali kebijakan cadangan beras pemerintah.
“Kita ingin harga pangan stabil, petani sejahtera, dan masyarakat tidak panik belanja,” ucapnya saat konferensi pers di Istana Negara.
Dampak terhadap Kebijakan Pangan
Pergantian ini diprediksi akan membawa pergeseran arah kebijakan pangan nasional.
Jika di era Arief fokusnya pada efisiensi dan digitalisasi, di bawah Amran diperkirakan akan menekankan aspek produksi dan kedaulatan pangan.
Menurut data BPS, konsumsi beras nasional per kapita masih di angka 94 kg/tahun, sementara produksi dalam negeri belum konsisten di atas kebutuhan. Dengan demikian, integrasi kebijakan Kementan dan Bapanas menjadi langkah strategis untuk menekan defisit pangan.
Analisis Politik di Balik Pergantian
Pengamat politik dari CSIS, Arya Fernanda, menyebut pergantian Arief tak lepas dari dinamika politik di awal pemerintahan Prabowo-Gibran.
“Arief dikenal dekat dengan beberapa tokoh di kabinet sebelumnya. Langkah ini bisa dibaca sebagai penataan ulang posisi strategis di sektor pangan yang sangat sensitif,” ujarnya.
Langkah ini juga bisa dilihat sebagai bagian dari strategi “konsolidasi birokrasi pangan” untuk mengamankan agenda swasembada 2028 yang sudah masuk dalam visi pemerintahan.
Apa Selanjutnya?
Meski sudah diganti, Arief masih disebut-sebut akan mendapat posisi strategis lain di sektor BUMN pangan atau sebagai penasihat presiden bidang logistik nasional.
Pihak Istana sendiri belum mengeluarkan pernyataan resmi tentang nasib Arief berikutnya. Namun, beberapa sumber menyebut bahwa “beliau tetap dihargai atas kontribusinya di Bapanas.”
Pergantian Arief Prasetyo Adi sebagai Kepala Bapanas bukan sekadar rotasi jabatan.
Langkah ini menandai awal arah baru kebijakan pangan Indonesia di bawah Presiden Prabowo, dengan fokus pada integrasi produksi dan distribusi.
Artikel Terkait
Prabowo Subianto Reshuffle Kabinet, Sri Mulyani Digantikan
Pasar Panik, Rupiah & IHSG Tertekan Usai Reshuffle
Reshuffle Kabinet Prabowo 2025: Strategi Politik atau Respons Krisis?
Reshuffle, Suku Bunga, dan Politik Ekonomi Indonesia 2025
BI, Reshuffle, dan Masa Depan Ekonomi Politik Indonesia