Desy Yanthu Menjadi Wakil Rakyat Perempuan Malah Alasan Isu Kehamilan Risiko Tinggi

photo author
- Selasa, 16 September 2025 | 13:09 WIB
Kasus Desy Yanthi sorot tantangan perempuan di politik saat hadapi kehamilan berisiko tinggi (Foto/Instagram)
Kasus Desy Yanthi sorot tantangan perempuan di politik saat hadapi kehamilan berisiko tinggi (Foto/Instagram)

BOGORINSIDER.com --Polemik absensi panjang Desy Yanthi Utami, anggota DPRD Kota Bogor, membuka diskusi yang lebih luas bagaimana tantangan yang dihadapi perempuan dalam dunia politik, terutama ketika berhadapan dengan kondisi kesehatan dan kehamilan berisiko tinggi.

Kehamilan Risiko Tinggi dan Tugas Publik

Suara.com melaporkan bahwa alasan absensi panjang Desy adalah karena kehamilan dengan risiko tinggi.

Dokter menyarankannya untuk beristirahat total, sehingga tidak dapat menghadiri rapat dewan selama berbulan-bulan.

Baca Juga: Media Sosial Soroti Mangkirnya Desy Yanthi di DPRD Kota Bogor, Tapi Tetap dapat Gaji dan Bonus

Situasi ini menimbulkan dilema. Di satu sisi, kesehatan seorang ibu dan bayi adalah prioritas utama. Namun di sisi lain, ada tanggung jawab publik yang menuntut kehadiran wakil rakyat di ruang sidang.

Tantangan Ganda Perempuan dalam Politik

Perempuan yang terjun ke dunia politik sering menghadapi tantangan ganda: menjalankan peran domestik sekaligus memenuhi tanggung jawab publik.

Kasus Desy Yanthi menjadi cermin nyata bagaimana kondisi biologis, seperti kehamilan, bisa berimplikasi langsung pada tugas legislatif.

Sayangnya, regulasi politik di Indonesia belum banyak memberikan ruang fleksibilitas bagi kondisi khusus ini. Misalnya, cuti hamil bagi legislator belum diatur sejelas hak cuti pegawai negeri sipil.

Perlunya Kebijakan Afirmasi

Kasus ini bisa menjadi momentum untuk mendorong kebijakan afirmasi yang lebih berpihak pada perempuan di politik. Beberapa ide yang bisa dipertimbangkan antara lain:

Baca Juga: Peran BK DPRD Bogor di Kasus Absensi Desy Yanthi yang Bolos 6 Bulan

  • Cuti hamil bagi anggota legislatif dengan mekanisme pengganti sementara (interim).

  • Fasilitas kesehatan khusus bagi legislator perempuan.

  • Dukungan partai politik untuk memberikan perlindungan, bukan sekadar beban.

Dengan langkah ini, perempuan tidak perlu merasa harus memilih antara kesehatan dan tugas publik.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rosa Nilasari

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Elegan di Tengah Isu: Citra Publik Raisa Tetap Kuat

Kamis, 23 Oktober 2025 | 10:28 WIB

Fenomena Netizen: Mengapa Publik Begitu Ingin Tahu?

Kamis, 23 Oktober 2025 | 10:21 WIB

Rahasia Kekuatan Hubungan Raisa dan Hamish Daud

Kamis, 23 Oktober 2025 | 10:09 WIB

Tekanan di Balik Popularitas: Kisah Raisa & Hamish

Kamis, 23 Oktober 2025 | 09:58 WIB

Hapus Foto, Viral Seketika: Fenomena Raisa & Hamish

Kamis, 23 Oktober 2025 | 09:42 WIB

Rumor Cerai: Raisa Menggugat Suami Setelah 8 Tahun

Kamis, 23 Oktober 2025 | 09:07 WIB

Terpopuler

X