Menghadapi Stigma Sosial
Absensi Desy juga memperlihatkan adanya stigma sosial. Sebagian publik menilai absensinya sebagai bentuk kelalaian, meski faktanya dipicu kondisi medis serius. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan di politik masih sering dihadapkan pada standar ganda.
Baca Juga: Peran BK DPRD Bogor di Kasus Absensi Desy Yanthi yang Bolos 6 Bulan
Padahal, dukungan publik justru penting agar perempuan tetap bisa berkontribusi dalam politik tanpa rasa tertekan oleh stigma.
Politik Lokal dan Representasi Perempuan
Di DPRD Kota Bogor, kehadiran legislator perempuan sangat berarti dalam menyuarakan isu-isu gender dan kesejahteraan keluarga. Absensi panjang Desy, meski beralasan medis, secara tidak langsung mengurangi representasi perempuan di ruang parlemen lokal.
Oleh karena itu, penting bagi partai dan DPRD untuk memastikan ada mekanisme yang menjaga agar suara perempuan tetap hadir meski wakilnya menghadapi kendala pribadi.
Baca Juga: Desy Yanthi Absen Panjang 6 Bulan, Gaji dan Tunjangan Selama Absen DPRD Disorot
Kasus absensi Desy Yanthi bukan sekadar soal mangkir, tapi juga membuka mata publik tentang tantangan berat perempuan di politik. Kehamilan risiko tinggi adalah realitas biologis, sementara tanggung jawab publik adalah realitas politik.
Menjembatani keduanya membutuhkan regulasi yang adil, dukungan partai yang kuat, dan empati publik yang lebih luas. Dengan begitu, politik bisa benar-benar ramah bagi semua gender.
Artikel Terkait
Sering Bengong, Normal atau gangguan Mental?
Buah-Buahan yang Bisa Jadi Pengganti Skincare dan Bikin Klit Cerah Alami
Bau Mulut Jika Tidak Dirawat dengan Benar
Desy Yanthi DPRD Bogor Absensi Panjang 6 Bulan, GajI dan Tunjangan Tetap Full
Fakta Absensi Desy Yanthi DPRD Kota Bogor Bolos 6 Bulan, Alasan Hamil Risiko Tinggi