BOGORINSIDER.com --Absensi berbulan-bulan anggota DPRD Kota Bogor, Desy Yanthi Utami, mendadak jadi sorotan publik.
Warga bertanya-tanya, bagaimana mungkin seorang wakil rakyat bisa absen belasan kali rapat paripurna dan komisi tanpa kejelasan di depan publik. Kasus ini menyinggung isu mendasar akuntabilitas wakil rakyat terhadap konstituennya.
Absensi Berulang yang Jadi Sorotan
Dalam catatan media, Desy Yanthi Utami dari Fraksi Partai Golkar sudah beberapa kali tercatat mangkir dari rapat resmi DPRD Kota Bogor.
Baca Juga: Bau Mulut Jika Tidak Dirawat dengan Benar
Harian Terbit melaporkan, ia bolos belasan kali rapat tanpa keterangan terbuka. Fakta ini menimbulkan kritik keras dari warga, terutama mengingat posisi anggota DPRD yang digaji dari pajak rakyat.
Rapat paripurna dan rapat komisi adalah forum penting. Di sinilah legislator membahas kebijakan publik, menyetujui anggaran, hingga mengawasi jalannya pemerintahan kota. Ketidakhadiran berulang jelas berpotensi menghambat kinerja lembaga legislatif.
Aturan main sebenarnya jelas. Berdasarkan Tata Tertib DPRD dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, anggota DPRD wajib hadir dalam setiap rapat, kecuali ada izin resmi atau kondisi darurat yang diakui.
Jika seorang anggota DPRD tidak hadir berturut-turut tanpa keterangan, Badan Kehormatan (BK) berhak memproses pelanggaran etik hingga memberi rekomendasi sanksi.
Pertanyaannya, apakah mekanisme ini berjalan efektif di DPRD Kota Bogor? Kasus Desy Yanthi seakan membuka ruang diskusi tentang lemahnya penegakan aturan internal.
Baca Juga: Buah-Buahan yang Bisa Jadi Pengganti Skincare dan Bikin Klit Cerah Alami
Dampak terhadap Kepercayaan Publik
Kehadiran fisik anggota dewan bukan sekadar formalitas. Itu adalah representasi nyata dari amanah yang diberikan masyarakat. Ketika seorang wakil rakyat absen berulang tanpa komunikasi yang jelas, publik merasa dikhianati.
"Kalau tidak hadir rapat, bagaimana mau memperjuangkan aspirasi warga?" tulis salah satu komentar warga di media sosial yang viral.
Kekecewaan publik makin terasa ketika isu absensi ini bersinggungan dengan hak istimewa anggota DPRD: gaji, tunjangan, dan fasilitas yang tetap diterima. Situasi ini memicu pertanyaan besar tentang keadilan.
Klarifikasi & Alasan Medis
Beberapa hari terakhir, muncul informasi bahwa absensi panjang Desy disebabkan faktor medis. Suara.com mengungkapkan bahwa ia mengalami kehamilan dengan risiko tinggi, sehingga tidak bisa aktif dalam aktivitas dewan.
Baca Juga: Sering Bengong, Normal atau gangguan Mental?
Artikel Terkait
Tokoh Perempuan Tekankan Pentingnya Kepemimpinan Wanita di SKP 2025
Tinggal Dekat Laut, Rahasia Kesehatan Mental dan Fisik yang Sering Terlupakan
Tidur dan Olahraga : Mana yang Lebih Penting
Ramuan Herbal untuk Diabetes
Kenali Gejala Kurang Cairan Jangan Tunggu Sampai Haus