BOGORINSIDER.com --Ruang kelas di SMAN 1 Cimarga, Lebak, Banten, mendadak lengang.
Ratusan siswa memilih mogok belajar, menolak masuk ke ruang pelajaran sebagai bentuk protes terhadap penindakan yang dilakukan kepala sekolah terhadap seorang siswa yang kedapatan merokok di lingkungan sekolah.
Teguran yang seharusnya menjadi pelajaran disiplin berubah menjadi gelombang besar di dunia maya.
Video aksi mogok itu viral dan memicu perdebatan panjang: siapa yang benar, siapa yang salah?
Baca Juga: Unggul Dipilkada, Adik Ipar Raffi Ahmad Kini Jadi Bupati Miliki Gaji Diluar Dugaan
Sebagian besar masyarakat menilai kepala sekolah DF sudah bertindak sesuai aturan.
Bagi mereka, ketegasan dalam mendidik adalah bagian dari tanggung jawab seorang guru.
Namun tak sedikit pula yang menilai tindakan itu terlalu keras dan tidak mendidik.
Kontroversi memuncak ketika Gubernur Banten, Andra Sony, menonaktifkan DF untuk menjalani proses pemeriksaan.
Baca Juga: Kemenhub Ungkap Jadwal dan Tahapan Pembangunan Kereta Gantung Bogor Timur
Langkah itu justru membuat situasi semakin panas. Ribuan komentar membanjiri akun media sosial sang gubernur. Banyak warganet yang merasa kecewa karena guru yang menegakkan disiplin justru diberi sanksi.
Dari situ, muncul gelombang baru yang tak kalah kontroversial: sejumlah akun media sosial menyerukan agar perusahaan dan HRD mencatat “jejak digital” siswa-siswa SMAN 1 Cimarga.
Beberapa bahkan menyarankan agar lulusan satu angkatan sekolah itu dipertimbangkan kembali jika melamar kerja di masa depan.
Fenomena ini menciptakan dilema baru: ketika dunia maya mulai menentukan nilai moral seseorang.