BOGORINSIDER.com --Sebuah gagasan besar sedang disiapkan untuk mengubah wajah transportasi di timur Jabodetabek kereta gantung Cileungsi–Harjamukti.
Tapi sebelum gondola benar-benar melintas di langit Bogor Timur, proyek ambisius ini harus melalui proses panjang mulai dari Studi Kelayakan (Feasibility Study / FS) hingga Detail Engineering Design (DED).
Kedua tahap ini bukan sekadar formalitas. Ia menjadi fondasi penting untuk memastikan bahwa proyek senilai Rp6,6 triliun ini benar-benar layak, aman, dan bermanfaat bagi masyarakat.
1. Mengapa Studi Kelayakan Jadi Penting?
Feasibility Study adalah langkah awal dalam setiap proyek infrastruktur besar. Melalui FS, pemerintah dan investor menilai apakah rencana pembangunan kereta gantung Cileungsi–Harjamukti bisa dilanjutkan secara teknis, finansial, dan sosial.
Menurut laporan, studi kelayakan proyek ini melibatkan beberapa aspek:
-
Kelayakan teknis: apakah jalur dan teknologi (Unitsky String Transport) cocok dengan kondisi geografis.
-
Kelayakan ekonomi: apakah proyek bisa menguntungkan dan menstimulasi ekonomi lokal.
-
Kelayakan sosial-lingkungan: bagaimana dampaknya bagi warga sekitar.
-
Kelayakan hukum dan regulasi: kesiapan perizinan dan tata ruang daerah.
Baca Juga: Revolusi Transportasi! Teknologi UST di Jalur Gantung Cileungsi–Harjamukti Mengurangi Macet
2. Tahapan Studi Teknis (FS → DED)
Kemenhub membagi tahapan teknis proyek ini menjadi dua bagian besar:
a. Feasibility Study (FS)
FS dilakukan untuk:
-
Mengkaji rute paling ideal dari Mekarsari ke Harjamukti.