6. Potensi Ekonomi dari Hasil Studi
Dari sisi ekonomi, hasil awal studi menunjukkan beberapa dampak positif:
-
Waktu tempuh Cileungsi–Harjamukti bisa dipangkas dari 90 menit menjadi 20 menit.
-
Konsumsi BBM pribadi turun hingga 40% bagi komuter.
-
Pertumbuhan bisnis lokal di sekitar stasiun naik hingga 25%.
-
Nilai properti di radius 2 km dari jalur diprediksi meningkat 10–15%.
Kemenhub menilai, manfaat sosial dan ekonomi ini cukup besar untuk menjustifikasi investasi triliunan rupiah melalui skema KPBU.
7. Tantangan dari Kajian Teknis
Meski prospeknya menjanjikan, studi teknis juga menemukan beberapa tantangan besar:
-
Keterbatasan data topografi detail di beberapa titik perbatasan Bogor–Depok.
-
Sinkronisasi tata ruang antarwilayah (Bogor, Depok, dan Bekasi) yang berbeda.
-
Koordinasi lahan privat dan kawasan industri yang mungkin dilalui trase.
-
Kesiapan sistem kelistrikan dan integrasi jaringan darat.
Untuk mengatasi ini, Kemenhub tengah menyiapkan forum koordinasi lintas instansi agar proses DED bisa selesai pada 2026.
Tahap Studi Kelayakan dan DED memang tidak terlihat secara kasat mata, namun inilah fondasi penting dari proyek kereta gantung Cileungsi–Harjamukti.
Tanpa kajian matang, proyek senilai Rp6,6 triliun itu berisiko tak efisien atau sulit dioperasikan.
Artikel Terkait
Deretan Artis Tajir Rela Jadi Gelandangan Demi Konten, Tapi Malah Ditangkap Satpol PP
Kisah Raffi Ahmad Hadiahkan Mobil Mewah 4 M untuk Irfan Hakim, Momen Haru di Usia 50 Tahun Sahabatnya
Kisah Perjalanan Aming, Dari Komedian Nyentrik ke Sosok Bijak dan Religius
Karya yang Tak Pernah Lekang, Kisah Pencipta Buku Iqro yang Menginspirasi
Kini Gigit Jari, Deretan Bukti Kerenya Ferry Irawan Sampai Bikin Venna Melinda 3 Bulan Pusing