BOGORINSIDER.com --Ada sesuatu yang ajaib dalam aroma masakan yang sudah diwariskan lintas generasi. Di Puncak Bogor, beberapa tempat makan bukan sekadar restoran mereka adalah saksi bisu perjalanan waktu.
Dari warung sederhana dengan papan nama kayu hingga restoran besar yang tetap mempertahankan resep aslinya, kuliner legendaris di Puncak seolah menjadi mesin waktu yang membawa kita kembali ke era 80-an, ketika jalan Puncak masih sepi dan wisatawan datang dengan mobil keluarga berpelat hitam polos.
1. Sate Shinta – Ikon Sejak 1985
Sebut saja nama Sate Shinta, dan hampir semua orang Bogor akan mengangguk. Berdiri sejak 1985, warung ini terkenal dengan sate kambing muda yang empuk, lemaknya pas, dan aroma bakarannya khas.
Baca Juga: Deretan Kuliner 7 Spot Sarapan Pagi di Puncak Bogor dengan View Sunrise yang Bikin Adem Jiwa
Dulu, Sate Shinta hanyalah tenda kecil di pinggir jalan raya Puncak. Kini, bangunannya sudah megah dan menjadi tempat wajib singgah bagi wisatawan. Meski begitu, rahasia bumbunya tetap sama: racikan bawang putih dan kecap manis hasil fermentasi lokal.
Bagi banyak keluarga, makan di Sate Shinta bukan sekadar urusan perut, tapi juga ritual nostalgia setiap kali ke Puncak.
2. Soto Kuning Pak Yusuf – Hangat Sejak 1987
Tak jauh dari kawasan Cipayung, ada Soto Kuning Pak Yusuf yang sudah melayani pelanggan lebih dari 30 tahun.
Kuahnya kental, berwarna kuning keemasan dengan daging sapi yang lembut. Disajikan dengan nasi hangat dan emping, soto ini menjadi comfort food bagi siapa pun yang kedinginan di udara Puncak.
Bahkan beberapa sopir travel dan warga lokal menyebut, “belum sah ke Puncak kalau belum makan Soto Pak Yusuf pagi-pagi.”
3. Rumah Makan Rindu Alam – Legenda yang Kini Tinggal Kenangan
Siapa yang tak mengenal Rindu Alam? Restoran legendaris di tanjakan Puncak ini sudah berdiri sejak 1980-an dan menjadi ikon kuliner Bogor selama puluhan tahun sebelum akhirnya tutup pada 2020.
Bagi generasi lama, makan di Rindu Alam adalah kenangan tersendiri — dari nasi goreng legendarisnya hingga panorama lembah yang terlihat dari jendela besar di sisi restoran.
Meski bangunannya kini tinggal kenangan, nama “Rindu Alam” tetap hidup di hati banyak orang. Beberapa tempat makan baru bahkan mencoba menghidupkan kembali konsep serupa: cita rasa lawas dengan pemandangan alam.
Baca Juga: Jelajahi Rasa di Puncak Bogor, Destinasi Kuliner Keluarga yang Wajib Banget Dicoba
4. Bumi Aki – Tradisi Rasa yang Tak Pernah Pudar
Berdiri sejak awal 1990-an, Bumi Aki bisa dibilang penerus semangat kuliner klasik di Puncak. Restoran ini menggabungkan nuansa tradisional dengan cita rasa Sunda yang konsisten.
Artikel Terkait
Family Office vs Private Bank: Mana yang Lebih Menguntungkan Bagi Keluarga Kaya?
Bali Wealth Summit 2025: Indonesia Pusat Baru Family Office Dunia
Peluang Karier di Industri Family Office: Profesi Bergengsi Masa Depan
Dampak Positif Family Office: Bukan Hanya untuk Miliarder, Tapi Juga UMKM Lokal
Masa Depan Family Office Indonesia dan Peran Generasi Muda