Cita Rasa yang Tak Lekang, Deretan Kuliner Legendaris Puncak Bogor dari Era 80-an

photo author
- Kamis, 16 Oktober 2025 | 13:23 WIB
Warung sederhana di pinggir jalan Puncak, aroma sate dan sop buntut berpadu dengan kabut pagi — cita rasa yang bertahan puluhan tahun.
Warung sederhana di pinggir jalan Puncak, aroma sate dan sop buntut berpadu dengan kabut pagi — cita rasa yang bertahan puluhan tahun.

BOGORINSIDER.com --Ada sesuatu yang ajaib dalam aroma masakan yang sudah diwariskan lintas generasi. Di Puncak Bogor, beberapa tempat makan bukan sekadar restoran mereka adalah saksi bisu perjalanan waktu.

Dari warung sederhana dengan papan nama kayu hingga restoran besar yang tetap mempertahankan resep aslinya, kuliner legendaris di Puncak seolah menjadi mesin waktu yang membawa kita kembali ke era 80-an, ketika jalan Puncak masih sepi dan wisatawan datang dengan mobil keluarga berpelat hitam polos.

1. Sate Shinta – Ikon Sejak 1985

Sebut saja nama Sate Shinta, dan hampir semua orang Bogor akan mengangguk. Berdiri sejak 1985, warung ini terkenal dengan sate kambing muda yang empuk, lemaknya pas, dan aroma bakarannya khas.

Baca Juga: Deretan Kuliner 7 Spot Sarapan Pagi di Puncak Bogor dengan View Sunrise yang Bikin Adem Jiwa

Dulu, Sate Shinta hanyalah tenda kecil di pinggir jalan raya Puncak. Kini, bangunannya sudah megah dan menjadi tempat wajib singgah bagi wisatawan. Meski begitu, rahasia bumbunya tetap sama: racikan bawang putih dan kecap manis hasil fermentasi lokal.

Bagi banyak keluarga, makan di Sate Shinta bukan sekadar urusan perut, tapi juga ritual nostalgia setiap kali ke Puncak.

 2. Soto Kuning Pak Yusuf – Hangat Sejak 1987

Tak jauh dari kawasan Cipayung, ada Soto Kuning Pak Yusuf yang sudah melayani pelanggan lebih dari 30 tahun.

Kuahnya kental, berwarna kuning keemasan dengan daging sapi yang lembut. Disajikan dengan nasi hangat dan emping, soto ini menjadi comfort food bagi siapa pun yang kedinginan di udara Puncak.

Bahkan beberapa sopir travel dan warga lokal menyebut, “belum sah ke Puncak kalau belum makan Soto Pak Yusuf pagi-pagi.”

3. Rumah Makan Rindu Alam – Legenda yang Kini Tinggal Kenangan

Siapa yang tak mengenal Rindu Alam? Restoran legendaris di tanjakan Puncak ini sudah berdiri sejak 1980-an dan menjadi ikon kuliner Bogor selama puluhan tahun sebelum akhirnya tutup pada 2020.

Bagi generasi lama, makan di Rindu Alam adalah kenangan tersendiri — dari nasi goreng legendarisnya hingga panorama lembah yang terlihat dari jendela besar di sisi restoran.

Meski bangunannya kini tinggal kenangan, nama “Rindu Alam” tetap hidup di hati banyak orang. Beberapa tempat makan baru bahkan mencoba menghidupkan kembali konsep serupa: cita rasa lawas dengan pemandangan alam.

Baca Juga: Jelajahi Rasa di Puncak Bogor, Destinasi Kuliner Keluarga yang Wajib Banget Dicoba

4. Bumi Aki – Tradisi Rasa yang Tak Pernah Pudar

Berdiri sejak awal 1990-an, Bumi Aki bisa dibilang penerus semangat kuliner klasik di Puncak. Restoran ini menggabungkan nuansa tradisional dengan cita rasa Sunda yang konsisten.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rosa Nilasari

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Elegan di Tengah Isu: Citra Publik Raisa Tetap Kuat

Kamis, 23 Oktober 2025 | 10:28 WIB

Fenomena Netizen: Mengapa Publik Begitu Ingin Tahu?

Kamis, 23 Oktober 2025 | 10:21 WIB

Rahasia Kekuatan Hubungan Raisa dan Hamish Daud

Kamis, 23 Oktober 2025 | 10:09 WIB

Tekanan di Balik Popularitas: Kisah Raisa & Hamish

Kamis, 23 Oktober 2025 | 09:58 WIB

Hapus Foto, Viral Seketika: Fenomena Raisa & Hamish

Kamis, 23 Oktober 2025 | 09:42 WIB

Rumor Cerai: Raisa Menggugat Suami Setelah 8 Tahun

Kamis, 23 Oktober 2025 | 09:07 WIB

Terpopuler

X