BOGORINSIDER.com—Diabetes masih menjadi salah satu penyakit kronis paling banyak diderita di Indonesia. Data Kementerian Kesehatan menunjukkan, jumlah penderita diabetes terus meningkat setiap tahunnya, bahkan diprediksi bisa menyentuh angka 30 juta kasus pada 2030.
Dalam kondisi ini, banyak penderita mencari cara alami untuk mengendalikan gula darah, salah satunya melalui konsumsi rebusan daun herbal. Dari teh hijau hingga lemon balm, ramuan tradisional ini dipercaya mampu membantu tubuh menjaga kadar gula tetap stabil. Namun, pertanyaannya: apakah benar herbal bisa diandalkan sepenuhnya?
Mengapa Herbal Jadi Pilihan?
Ada beberapa alasan mengapa penderita diabetes melirik herbal sebagai solusi:
• Biaya lebih terjangkau dibandingkan obat modern.
• Akses mudah, karena daun-daunan bisa ditanam di rumah atau dibeli di pasar.
• Citra alami, banyak orang percaya bahwa bahan herbal lebih aman ketimbang obat kimia.
Selain itu, budaya jamu dan pengobatan tradisional sudah mengakar di masyarakat Indonesia. Tidak heran jika rebusan daun menjadi alternatif yang populer.
Apa Kata Sains?
Beberapa daun seperti teh hijau, teh hitam, peppermint, dan lemon balm memang mengandung senyawa bioaktif yang berpotensi membantu metabolisme glukosa. Studi-studi kecil menunjukkan manfaat seperti peningkatan sensitivitas insulin, penurunan stres oksidatif, dan kontrol gula darah yang lebih baik.
Namun, riset pada manusia masih terbatas. Efeknya sering kali tidak sebesar obat medis yang diresepkan dokter. Karena itu, para ahli menyarankan agar herbal digunakan sebagai pelengkap, bukan pengganti.
