BOGORINSIDER.com --Di tengah riuhnya Jalan Suryakencana, Bogor, tersimpan sebuah kisah kuliner yang hampir terlupakan.
Bukan restoran besar, bukan pula kafe berkonsep modern, melainkan sebuah warung soto mie lawas di gang sempit yang masih setia menjaga rasa sejak puluhan tahun lalu.
Begitu kamu melangkah masuk ke gang itu, aroma kaldu sapi menyambut lebih dulu, menguar di antara tembok tua dan atap seng.
Baca Juga: Ngopi Asyik di Tengah Sawah, Menyatu dengan Alam Destinasi Hidden Gem di Warung Kopi Cijeruk
Tidak ada papan nama mencolok hanya bangku panjang, panci besar, dan penjual tua yang masih cekatan menyiram kuah panas ke mangkuk berisi mie kuning, bihun, dan potongan kikil.
Legenda Kuliner dari Gang Sempit
Kisahnya dimulai sejak tahun 1970-an, ketika seorang perantau asal Sukabumi membuka lapak kecil di sebuah gang di kawasan Suryakencana.
Kala itu, Bogor masih sepi, dan kawasan ini dikenal sebagai pusat kuliner etnik campuran Tionghoa dan Sunda.
Soto mie buatannya berbeda: kuahnya bening kekuningan, dengan aroma rempah ringan dan rasa gurih alami dari rebusan tulang sapi. Tambahkan sedikit sambal rawit dan jeruk limau rasanya langsung menampar lidah.
Yang menarik, sang penjual masih menggunakan kompor arang tradisional, memberi sensasi rasa “asap tipis” yang tak bisa digantikan kompor gas. Inilah yang membuat pelanggan lama tetap datang, bahkan membawa anak cucunya.
Baca Juga: Pandangan Dunia atas Pergantian Kepala Bapanas: Arah Baru Diplomasi Pangan Indonesia
Lokasi & Suasana yang Klasik
Gang tempat warung ini berada sangat sempit dua orang berpapasan saja harus saling menepi. Pintu masuknya nyaris tak terlihat dari jalan utama Suryakencana. Di dinding gang, kamu akan melihat coretan tangan pelanggan lama yang menulis pesan nostalgia seperti “Soto terbaik sejak zaman kuliah!”
Warung ini biasanya buka dari pukul 08.00 sampai 16.00, tapi sering habis sebelum sore. Tak jarang, pembeli rela antre sambil berdiri menunggu tempat duduk kosong. Saat hujan turun, suasana semakin magis aroma kaldu yang mengepul berpadu dengan udara lembap khas Bogor.
Cita Rasa yang Tak Berubah
Setiap suapan soto mie di sini membawa kamu ke masa lalu. Irisan daging sapi empuk, potongan risol goreng yang renyah, dan kuah gurih yang tidak terlalu berminyak.
Racikannya sederhana: mie kuning, bihun, daun kol, tomat, seledri, dan bawang goreng tapi kombinasi ini seperti simfoni rasa.