Terobosan Besar: SINPANAS dan Digitalisasi
Salah satu warisan penting Arief di Bapanas adalah peluncuran Sistem Neraca Pangan Nasional (SINPANAS) platform digital yang mengintegrasikan data stok, distribusi, dan harga pangan dari seluruh provinsi.
Sebelumnya, data pangan nasional sering kali tumpang tindih antara Bapanas, Kementan, dan Bulog. SINPANAS mencoba menjembatani semua itu dengan satu sumber data terverifikasi.
Berkat sistem ini, Bapanas mampu memantau harga beras, daging, dan telur secara real time bahkan bisa memetakan potensi defisit di suatu wilayah sebelum krisis benar-benar terjadi.
Langkah ini sempat dipuji oleh FAO (Food and Agriculture Organization) sebagai “praktik baik dalam manajemen pangan berbasis data.”
Sisi Lain: Tantangan dan Kontroversi
Meski dikenal inovatif, perjalanan Arief tidak selalu mulus.
Pada pertengahan 2025, ia menghadapi kritik atas kebijakan impor beras tambahan 500 ribu ton untuk menekan harga pasar.
Bagi sebagian pihak, langkah itu dianggap pragmatis; bagi lainnya, dianggap melemahkan semangat kemandirian pangan.
Selain itu, koordinasi Bapanas dengan Kementerian Pertanian sempat disebut kurang harmonis.
Namun Arief menanggapinya dengan tenang. “Ini bukan soal siapa yang lebih kuat, tapi soal bagaimana rakyat tidak kekurangan pangan,” katanya dalam forum Ketahanan Pangan Nasional (2025).
Apresiasi dan Pengakuan Internasional
Atas dedikasinya, pada Agustus 2024 Arief menerima gelar Doktor Honoris Causa dari Kyungsung University, Korea Selatan.
Penghargaan ini diberikan atas kontribusinya dalam pengembangan sistem pangan nasional dan kerja sama internasional di bidang ketahanan pangan.
Selain itu, Arief juga masuk dalam daftar “50 Tokoh Pangan Paling Berpengaruh di Asia 2024” versi Asian Food Policy Review.
Setelah dari Bapanas, ke Mana Langkah Selanjutnya?
Usai digantikan oleh Amran Sulaiman pada Oktober 2025, Arief belum menyampaikan rencana karier berikutnya.
Namun sejumlah sumber di kalangan BUMN menyebutkan, ia mungkin akan kembali ke dunia korporasi atau ditunjuk sebagai penasihat presiden bidang logistik dan distribusi pangan.
Meski tak lagi menjabat, pengaruh Arief di bidang pangan nasional jelas masih terasa.
Banyak kebijakan yang dirancangnya masih menjadi acuan kerja, terutama dalam integrasi data dan distribusi bahan pokok.
Sosok Profesional di Tengah Politik
Dalam lanskap pemerintahan yang kerap diwarnai dinamika politik, Arief menempuh jalan berbeda: bekerja dalam diam, berorientasi pada hasil, dan jarang tampil di panggung publik.
Ia lebih nyaman bicara lewat data, bukan pernyataan.
“Arief itu tipe pemimpin yang tidak mencari sorotan, tapi hasil kerjanya berbicara sendiri,” kata Rizal Affandi, analis kebijakan pangan.