BOGORINSIDER.com – Nama Arief Prasetyo Adi belakangan kembali ramai diperbincangkan. Setelah resmi digantikan oleh Amran Sulaiman sebagai Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) pada Oktober 2025, banyak pihak mulai menengok ke belakang melihat siapa sebenarnya sosok di balik kebijakan pangan yang selama tiga tahun terakhir banyak mengubah arah birokrasi pangan Indonesia.
Awal Karier: Dari Dunia Teknik ke Dunia Pangan
Arief lahir di Yogyakarta pada 27 November 1974. Latar belakang pendidikannya mungkin tak langsung berhubungan dengan pangan ia adalah lulusan Teknik Sipil Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Namun dari sinilah naluri kepemimpinan dan logika sistematisnya mulai terbentuk.
Setelah lulus, Arief meniti karier di sektor swasta, membangun reputasi sebagai profesional yang disiplin dan berorientasi hasil. Ia sempat meniti tangga karier di industri ritel dan logistik pangan sebelum akhirnya dipercaya memimpin Food Station Tjipinang Jaya, perusahaan daerah milik Pemprov DKI Jakarta yang mengelola pasokan beras ibu kota.
Reputasi di Dunia Korporasi
Di Food Station, Arief dikenal dengan gaya manajemen “efisiensi berbasis data.” Ia membenahi sistem distribusi beras dan memperkenalkan konsep traceability atau pelacakan rantai pasok.
Langkah itu sukses meningkatkan kepercayaan publik terhadap transparansi harga pangan di DKI Jakarta.
Torehan itu menarik perhatian pemerintah pusat. Pada tahun 2020, Arief dipercaya menjabat sebagai Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) — BUMN yang kemudian menjadi holding pangan nasional dengan nama ID FOOD.
Di tangan Arief, ID FOOD mulai bertransformasi menjadi ekosistem pangan terpadu, dengan menggabungkan berbagai anak usaha BUMN sektor pertanian, peternakan, dan perikanan.
“Kalau ingin pangan kuat, BUMN-nya harus efisien,” ucap Arief.
Masuk ke Dunia Birokrasi: Kepala Bapanas
Transformasi besar terjadi pada Desember 2021, ketika pemerintah membentuk Badan Pangan Nasional (Bapanas) lembaga baru yang diamanatkan untuk mengkoordinasikan kebijakan pangan lintas kementerian.
Arief ditunjuk langsung oleh Presiden Joko Widodo sebagai Kepala Bapanas pertama dalam sejarah Indonesia modern.
Penunjukan itu sempat dianggap berani, karena Arief bukan birokrat karier. Namun justru di situlah letak kekuatannya.
Ia membawa logika korporasi ke dalam birokrasi: menuntut hasil cepat, berbasis data, dan transparan.
Gaya Kepemimpinan: Tegas tapi Humanis
Mereka yang pernah bekerja dengannya menggambarkan Arief sebagai sosok yang tegas, detail, dan perfeksionis.
Ia sering turun langsung ke lapangan tanpa pengawalan besar ke gudang Bulog, pasar tradisional, hingga sentra produksi pangan.
Namun di balik sikap tegasnya, Arief dikenal punya empati tinggi terhadap petani dan pelaku usaha kecil.
“Saya sering melihat beliau berbincang langsung dengan ibu-ibu pedagang di pasar, menanyakan harga cabai dan beras. Itu bukan pencitraan, tapi bagian dari observasi kerja,” ujar Dewi Lestari, salah satu staf Bapanas.