Pada tanggal 27 Mei 2024, masyarakat adat dari kedua suku tersebut mengadakan demonstrasi di depan Mahkamah Agung, menolak pembabatan hutan yang merupakan bagian dari kehidupan dan identitas budaya mereka.
Demonstrasi ini menjadi sorotan nasional, menambah urgensi pada tuntutan masyarakat adat untuk mempertahankan tanah leluhur mereka dari eksploitasi yang merugikan.
Gerakan "All Eyes on Papua" tidak hanya menjadi simbol perlawanan masyarakat Papua, tetapi juga menjadi panggilan bagi seluruh rakyat Indonesia dan dunia untuk memperhatikan dan mendukung perjuangan mereka.
Dengan semakin banyaknya perhatian yang diberikan, diharapkan ada perubahan nyata dalam kebijakan dan tindakan yang lebih adil serta menghormati hak-hak masyarakat adat Papua.
Baca Juga: Penolakan gugatan Hendrikus Woro oleh Hakim PTUN Jayapura, dampak pada hutan adat dan Suku Awyu
Poster ini adalah sebuah pengingat bahwa perjuangan untuk keadilan dan hak asasi manusia masih terus berlangsung, dan perhatian serta dukungan kita sangat dibutuhkan.