spill-news

Suku Awyu lakukan ritual adat di depan Mahkamah Agung, tolak hutan adat Papua di jadikan perkebunan sawit

Senin, 3 Juni 2024 | 11:54 WIB
All Eyes On Papua. Foto/Instagram (Foto/Instagram)

BOGORINSIDER.com --Pada hari Senin, 27 Mei, di depan Gedung Mahkamah Agung, Jakarta Pusat, suasana berbeda tampak menyelimuti.

Suku Awyu, dengan cara yang unik dan penuh makna, menggelar aksi damai. Mereka tidak hanya berdiri dengan teguh, tetapi juga mengenakan busana adat serta melakukan berbagai ritual tradisional mereka, menegaskan identitas dan hak-hak mereka yang tak terpisahkan dari hutan adat.

Perjuangan Suku Awyu mempertahankan hutan adat mereka bukanlah perjalanan yang mudah.

Melalui proses hukum yang panjang dan berliku, mereka berusaha melawan keputusan pengadilan yang sebelumnya tidak berpihak kepada mereka.

Baca Juga: Pemilik PT Indo Asiana Lestari yang akan membabat habis hutan papua, akan dijadikan perkebunan sawit

Tekad mereka tak goyah meski menghadapi tantangan besar dari kepentingan pemerintah dan perusahaan sawit PT Indo Asiana Lestari.

Dalam sebuah video yang diunggah oleh akun Instagram @greenpeaceid, Hengky Woro, salah satu tokoh Suku Awyu, dengan tegas menyatakan bahwa tanah adat adalah hak yang telah diturunkan dari leluhur mereka.

Ia mengingatkan pentingnya rasa kasih sayang dalam memperjuangkan hak asasi manusia, “Tanah adat itu hak kami yang sudah diciptakan dan dibagi masing-masing, apakah kau mempunyai kasih? Kami adalah korban pelanggaran HAM,” ujarnya dengan nada penuh emosi.

Hengky Woro juga mengungkapkan keprihatinannya terhadap dampak uang dan kepentingan ekonomi yang merusak harmoni sosial.

"Kami tidak mau gara-gara uang saudara menjadi lawan, kami hanya ingin hidup damai di atas tanah kami sendiri," kata Hengky, menegaskan keinginan komunitas mereka untuk hidup dalam kedamaian di tanah warisan leluhur.

Baca Juga: Ramai di sosial media Instagram dan X, berikut ini arti 'All Eyes On Papua'

Di sisi lain, Rikarda Maa, seorang perempuan dari Suku Awyu, menyoroti peran penting hutan dalam kehidupan mereka, terutama bagi para perempuan.

“Kami para perempuan mencari di hutan dan hutan itu punya manfaat bagi kami para perempuan,” ungkapnya. Baginya, hutan bukan sekadar tempat mencari nafkah, tetapi juga sumber kehidupan yang tak tergantikan.

"Saya tidak punya sumber kehidupan yang lain sebab, saya hidup dari hutan saya dan alam saya," tambahnya dengan penuh ketegasan.

Halaman:

Tags

Terkini

Elegan di Tengah Isu: Citra Publik Raisa Tetap Kuat

Kamis, 23 Oktober 2025 | 10:28 WIB

Fenomena Netizen: Mengapa Publik Begitu Ingin Tahu?

Kamis, 23 Oktober 2025 | 10:21 WIB

Rahasia Kekuatan Hubungan Raisa dan Hamish Daud

Kamis, 23 Oktober 2025 | 10:09 WIB

Tekanan di Balik Popularitas: Kisah Raisa & Hamish

Kamis, 23 Oktober 2025 | 09:58 WIB

Hapus Foto, Viral Seketika: Fenomena Raisa & Hamish

Kamis, 23 Oktober 2025 | 09:42 WIB

Rumor Cerai: Raisa Menggugat Suami Setelah 8 Tahun

Kamis, 23 Oktober 2025 | 09:07 WIB