BOGORINSIDER.com --Di sebuah kampus yang seharusnya menjadi tempat tumbuh dan belajar, tragedi datang tiba-tiba kepergian seorang mahasiswa bernama Timothy Anugerah Saputra dari Universitas Udayana, Bali yang diduga kuat menjadi korban perundungan (bullying).
Namun duka ini bukan hanya soal satu jiwa yang hilang. Ia memantik gelombang dampak psikologis dan sosial yang merembet ke banyak sudut mahasiswa yang gemetar, kampus yang diguncang kepercayaan, komunitas yang menuntut perubahan.
1. Luka yang Tak Terlihat: Dampak Psikologis bagi Mahasiswa
Meski kampus identik dengan euforia, teman, organisasi, dan prestasi, di baliknya ada realitas yang sering tersembunyi: rasa ragu, takut, dan isolasi.
Dalam kasus Timothy, muncul bukti bahwa ia sempat menjadi target ejekan dan hinaan dalam grup chat mahasiswa.
Baca Juga: Tragedi Timothy Anugrah, Nama-Nama Terduga Pelaku Bullying di Unud Beredar Luas di Sosmed
Akibatnya:
-
Mahasiswa yang mengetahui kisah atau terlibat merasa bergolak secara emosi: takut menjadi korban berikutnya, merasa bersalah atau tak tahu harus bertindak bagaimana.
-
Tanda-tanda gangguan kesehatan mental: perasaan rendah diri, cemas, sulit tidur, keinginan untuk menarik diri dari lingkungan sosial kampus.
-
Rasa “tidak aman” muncul: ketika ruang kampus yang semestinya aman berubah jadi lingkungan yang menakutkan atau bisa menjadi tempat penghakiman.
2. Efek Sosial: Hubungan Antar Mahasiswa, Organisasi, dan Budaya Kampus
Tragedi nasional ini kemudian menyentuh ranah sosial kampus dengan cara-cara berikut:
-
Solidaritas muncul sekaligus kegelisahan: banyak mahasiswa mengadakan renungan malam, berbagi di media sosial, hingga mendesak kampus transparan. Namun di saat yang sama, muncul kebencian dan perundungan lebih lanjut seperti ejekan yang tersebar setelah kematian Timothy.
-
Kepercayaan terhadap organisasi mahasiswa atau ormawa menurun: bila pemimpin atau anggota ormawa diduga turut dalam perundungan, maka mahasiswa mulai mempertanyakan fungsi organisasi sebagai tempat pengembangan — bukan penyalahgunaan.
-
Budaya kampus yang semula “bebas berekspresi” diuji: apakah kebebasan itu termasuk kebebasan untuk menyakiti? Ataukah ada batas yang jelas dan perlindungan bagi yang rentan?
Baca Juga: Reformasi Kampus Dimulai, Langkah Tegas Unud Usai Kasus Bullying Timothy Anugerah Hingga Bundir
Artikel Terkait
7 Nilai Kepemimpinan Prabowo yang Menginspirasi Generasi Muda Indonesia
74 Tahun Prabowo: Ulang Tahun yang Menguji Janji Politik dan Konsistensi Kepemimpinan
Drama Industri Penyiaran Terjadi Lagi, Trans7 Disanksi KPI karena ‘Seleb Expose’ hina Pesantren
Drama Trans7 Dihentikan Sementara, Sanksi KPI atas Tayangan Tentang Pesantren
Ketika Kampus Universitas Udayana Tak Lagi Aman, Perjalanan Pahit Timothy Anugerah