BOGORINSIDER.com – Tak banyak pemimpin yang menempuh jalan berliku seperti Prabowo Subianto.
Dari hutan latihan Kopassus hingga ruang rapat Istana Negara, langkahnya mencerminkan satu hal: keteguhan seorang prajurit yang tak pernah berhenti mengabdi.
Kini, di usia 74 tahun, Presiden Prabowo menjadi simbol keteguhan yang lahir dari disiplin, kegigihan, dan cinta tanah air.
Awal Karier Militer: Semangat dari Darah Pejuang
Lahir di Jakarta pada 17 Oktober 1951, Prabowo merupakan putra Prof. Sumitro Djojohadikusumo, ekonom ternama dan tokoh bangsa, serta Dorah Sigar, perempuan berdarah Minahasa yang dikenal lembut namun tegas.
Darah nasionalis mengalir kuat dalam dirinya ayah seorang intelektual, dan kakek, Raden Mas Margono Djojohadikusumo, pendiri Bank Negara Indonesia (BNI).
Setelah menamatkan pendidikan di Akademi Militer Nasional (AMN) Magelang, Prabowo bergabung dengan Kopassandha (kini Kopassus). Di sanalah ia membangun reputasi sebagai perwira muda yang berani, disiplin, dan cepat mengambil keputusan.
“Tidak ada medan yang berat, yang ada hanya mental yang lemah,” begitu kutipan yang kerap diulangnya sejak masa muda.
Baca Juga: Ulang Tahun Prabowo ke-74 Jadi Trending, Media Sosial Penuh Ucapan Hangat
Misi Rahasia dan Jejak di Kopassus
Prabowo pernah memimpin sejumlah operasi penting mulai dari Operasi Mapenduma di Papua hingga berbagai penugasan lintas negara.
Ia juga dikenal sebagai salah satu komandan muda yang membawa modernisasi pelatihan pasukan khusus Indonesia di era 1980–1990-an.
Banyak anak buahnya mengingat gaya kepemimpinan Prabowo yang unik: keras di lapangan, tapi dekat secara emosional.
“Beliau tidak sekadar memerintah, tapi ikut di barisan depan,” kenang seorang mantan prajurit Kopassus dalam wawancara tahun 2020.
Dari Tentara ke Dunia Bisnis
Selepas karier militernya, Prabowo beralih ke dunia bisnis. Ia memimpin sejumlah perusahaan di sektor energi, agribisnis, dan logistik.
Meski sempat “menepi” dari panggung publik, kiprahnya di dunia usaha membuatnya paham sisi lain pembangunan: ekonomi rakyat dan kesejahteraan nasional.
“Negara kuat harus punya ekonomi kuat. Dan ekonomi kuat dimulai dari petani, nelayan, dan pekerja kecil,” ungkapnya dalam wawancara 2014.
Kembali ke Arena Politik: Perjuangan Panjang Menuju RI-1
Prabowo kembali ke panggung nasional pada awal 2000-an dengan mendirikan Partai Gerindra (Gerakan Indonesia Raya) tahun 2008.
Dalam tiga kali pencalonan presiden (2014, 2019, 2024), ia menunjukkan keteguhan luar biasa.
Kegagalannya di dua pemilu pertama tak membuatnya mundur justru memperkuat citranya sebagai pejuang tangguh.
Artikel Terkait
Prabowo Ganti Kepala Bapanas: Apa yang Terjadi pada Arief Prasetyo Adi?
Prabowo Rayakan Ulang Tahun ke-74 di Istana, Dihadiri Titiek, Didit, dan Gibran
Momen Keluarga di Ulang Tahun ke-74 Prabowo, Titiek dan Didit Tampilkan Kehangatan
Prabowo di Usia 74: Evaluasi Setahun Pemerintahan dan Arah Baru Indonesia
Ulang Tahun Prabowo ke-74 Jadi Trending, Media Sosial Penuh Ucapan Hangat