Family Office vs Private Bank: Mana yang Lebih Menguntungkan Bagi Keluarga Kaya?

photo author
- Kamis, 16 Oktober 2025 | 09:38 WIB
“Ilustrasi profesional keuangan membandingkan private bank dan family office — simbol pergeseran cara elite dunia mengelola kekayaan.” (Foto/ Istimewa.)
“Ilustrasi profesional keuangan membandingkan private bank dan family office — simbol pergeseran cara elite dunia mengelola kekayaan.” (Foto/ Istimewa.)

Sejak itu, muncul lonjakan pembentukan family office di seluruh dunia:

  • AS: lebih dari 4.000 family office aktif.
  • Eropa: sekitar 2.000 entitas.
  • Asia (terutama Singapura & Hong Kong): lebih dari 1.600 family office pada 2025.

Indonesia kini mulai mengikuti tren ini, terutama setelah pemerintah menggagas Bali sebagai pusat family office global.

Baca Juga: Golden Visa Family Office: Strategi Baru Tarik Investasi Triliunan ke Bali

Mengapa Family Office Lebih Menarik

Beberapa alasan mengapa para miliarder beralih ke family office:

  1. Kendali Penuh atas Aset
    Semua keputusan investasi bisa diatur sesuai strategi keluarga.
  2. Privasi Total
    Tidak ada kewajiban publik seperti laporan bank atau audit eksternal yang terbuka.
  3. Biaya Lebih Efisien dalam Skala Besar
    Untuk aset di atas USD 100 juta, biaya pengelolaan family office bisa lebih hemat dibanding private bank.
  4. Fokus Jangka Panjang dan Warisan
    Family office dibangun bukan untuk 5 tahun, tapi untuk 50 tahun ke depan.
  5. Investasi Bernilai Sosial (ESG & Philanthropy)
    Banyak keluarga kini mengalokasikan aset mereka ke proyek sosial dan lingkungan.

Dampak Tren Ini ke Indonesia

Kehadiran family office hub di Indonesia berpotensi membawa:

  • Transfer keahlian dari wealth manager global ke profesional lokal.
  • Percepatan regulasi keuangan modern.
  • Kolaborasi dengan sektor perbankan nasional.

Namun, bukan berarti private bank akan tersingkir.
Sebaliknya, mereka bisa bertransformasi menjadi mitra strategis bagi family office, menyediakan produk keuangan, riset, dan eksekusi transaksi.

“Family office tidak menggantikan bank mereka bekerja berdampingan,” ujar analis dari PwC Indonesia.

Regulasi: OJK dan Kemenkeu Siapkan Sinergi

Agar sistem ini berjalan aman, OJK bersama Kementerian Keuangan sedang menyiapkan regulasi lintas sektor.
Fokusnya pada:

  • Standarisasi transparansi aset.
  • Kepatuhan pajak internasional.
  • Perlindungan hukum bagi investor dan pengelola.

Indonesia belajar dari model Singapura, di mana family office tetap harus melapor ke Monetary Authority of Singapore (MAS) untuk memastikan dana bersih dan tidak terlibat aktivitas ilegal.

Baca Juga: Golden Visa Family Office: Strategi Baru Tarik Investasi Triliunan ke Bali

Pergeseran Pola Investasi

Perbedaan mencolok antara private bank dan family office juga terlihat dari pola investasi:

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Faizal khoirul imam

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Elegan di Tengah Isu: Citra Publik Raisa Tetap Kuat

Kamis, 23 Oktober 2025 | 10:28 WIB

Fenomena Netizen: Mengapa Publik Begitu Ingin Tahu?

Kamis, 23 Oktober 2025 | 10:21 WIB

Rahasia Kekuatan Hubungan Raisa dan Hamish Daud

Kamis, 23 Oktober 2025 | 10:09 WIB

Tekanan di Balik Popularitas: Kisah Raisa & Hamish

Kamis, 23 Oktober 2025 | 09:58 WIB

Hapus Foto, Viral Seketika: Fenomena Raisa & Hamish

Kamis, 23 Oktober 2025 | 09:42 WIB

Rumor Cerai: Raisa Menggugat Suami Setelah 8 Tahun

Kamis, 23 Oktober 2025 | 09:07 WIB

Terpopuler

X