BOGORINSIDER.com – Bayangkan jika miliarder dunia bukan hanya berlibur ke Bali, tapi juga memindahkan aset ratusan miliar dolar ke Indonesia.
Itu bukan mimpi. Pemerintah memperkirakan program family office yang tengah disiapkan bisa mendatangkan investasi hingga USD 500 miliar, atau sekitar Rp 8.000 triliun, ke dalam negeri.
Angka yang fantastis setara lebih dari setengah PDB Indonesia dalam satu tahun.
Dari Wacana Jadi Strategi Nasional
Gagasan ini pertama kali muncul dari Dewan Ekonomi Nasional (DEN) di bawah koordinasi Luhut Binsar Pandjaitan, bekerja sama dengan investor global Ray Dalio.
Mereka melihat peluang besar di tengah fenomena global: migrasi kekayaan keluarga superkaya ke negara-negara dengan pajak rendah dan stabilitas hukum tinggi.
“Family office bukan hanya tentang uang. Ini tentang membawa ekosistem investasi global ke tanah air,” ujar Luhut dalam Forum Ekonomi Indonesia.
Dari Mana Angka USD 500 Miliar Itu?
Angka ini berasal dari proyeksi gabungan:
- Dana family office global yang sedang mencari lokasi baru di Asia (data PwC 2025: USD 4,5 triliun AUM).
- Estimasi Indonesia bisa menarik sekitar 10% arus modal Asia Tenggara dalam lima tahun pertama.
- Nilai total aset keluarga superkaya Asia yang meningkat rata-rata 7% per tahun.
Jika terealisasi, dana itu bisa masuk melalui:
- Investasi langsung (real estate, energi, infrastruktur).
- Surat berharga & saham lokal.
- Kemitraan strategis dengan BUMN & startup teknologi.
- Impact investment untuk proyek sosial dan lingkungan.
Dampak Ekonomi: Multiplier Effect Nasional
Kehadiran family office bukan hanya menambah uang, tapi juga menciptakan efek berantai yang besar:
- Penciptaan lapangan kerja berpenghasilan tinggi
Tenaga profesional baru dibutuhkan: konsultan pajak, penasihat hukum, manajer investasi, analis data finansial. - Peningkatan reputasi Indonesia
Bila family office global menetap di Bali atau Jakarta, posisi Indonesia di peta finansial Asia akan naik sejajar dengan Singapura dan Dubai. - Katalis pertumbuhan sektor keuangan lokal
Bank, perusahaan asuransi, hingga startup fintech akan mendapat manfaat dari arus dana dan inovasi. - Peningkatan penerimaan negara
Meski diberi insentif pajak, transaksi dan konsumsi di sektor premium akan menambah pemasukan lewat pajak tak langsung.
Baca Juga: OJK dan Imigrasi Siapkan Regulasi Family Office di Indonesia
Sektor yang Paling Diincar
Menurut rencana pemerintah dan data Kementerian Investasi (2025), dana family office akan difokuskan ke sektor-sektor:
Sektor Potensi Investasi Fokus Program
Energi Terbarukan USD 100 miliar Pembangunan PLTS, PLTB, dan biomassa.
Infrastruktur Digital USD 80 miliar Data center, jaringan fiber, AI hub.
Properti & Real Estate Premium USD 70 miliar Vila, resort, perkantoran global di Bali dan Jakarta.
Pendidikan & Filantropi USD 40 miliar Yayasan pendidikan, riset teknologi, beasiswa global.
Investasi Hijau (ESG) USD 50 miliar Restorasi hutan, kredit karbon, agritech berkelanjutan.
Artikel Terkait
Purbaya Tolak Tax Amnesty Jilid III, Ini Alasannya
Purbaya Tolak Tax Amnesty, Apa Efek Ekonomi?
Purbaya Yudhi Sadewa Ekonom yang Pimpin Keuangan Negara, Miliki Kekayaan Fantastis
Purbaya Tegas: APBN Tak Akan Bayar Utang Whoosh
Istana Dukung Purbaya Tolak Talangan APBN