Dulu Tukang Semir, Kini Crazy Rich 227 Miliar, Kisah Ahmad Sahroni Kini Kabur ke Singapura

BOGORINSIDER.com --Siapa sangka, seorang anak kampung di Tanjung Priok yang dulu membantu ibunya berjualan nasi padang kini dijuluki “Crazy Rich” dengan harta Rp227 miliar? Dialah Ahmad Sahroni.

Lahir pada 8 Agustus 1977, hidupnya tidak pernah mudah. Warung nasi padang milik ibunya pernah digusur, memaksa Roni kecil bekerja serabutan menjadi tukang semir sepatu, ojek payung, hingga kuli angkut.

Selepas SMA, ia menjadi supir pengganti di perusahaan kapal. Dari sana, ia mencoba peruntungan sebagai awak kapal pesiar, mencuci peralatan masak untuk bertahan hidup.

Baca Juga: Ijazah SMA Terbongkar, Publik Kaget Nilai Sahroni Cuma 6 Bisa Jadi Ketua DPR

Namun tekad dan kerja keras tak pernah berhenti. Kembali ke Jakarta, ia melanjutkan karier sebagai supir, tapi kali ini ia belajar soal bisnis pengisian BBM kapal.

Dalam tiga tahun, Roni melonjak dari karyawan, jadi manajer, hingga akhirnya direktur utama. Tak puas, ia mendirikan perusahaannya sendiri: PT Ekasamudera 5 dan PT Rumah Anda Satya Abadi. Kini, kapal tongkang miliknya menjadi simbol sukses seorang anak Priok.

Hidup mewah pun diraih. Koleksi mobilnya bikin melongo: Ferrari 488, Porsche, Tesla Model X, Honda Odyssey, hingga mobil klasik Mustang 1967 dan Mercedes lawas.

Baca Juga: Dari Panggung Lawak ke Senayan, Segini Biaya Eko Patrio Bertahan 4 Periode DPR RI

Rumahnya tujuh lantai di Priok dilengkapi smart home, kolam renang indoor, lift pribadi, hingga televisi seharga ratusan juta. Tak heran ia dijuluki “Iron Man Priok”.

Namun di balik kemewahan itu, ada jiwa sosial yang tak pernah ia tinggalkan. Roni dikenal rutin berbagi, menyantuni anak yatim, dan membantu warga sekitar.

Popularitasnya pun mengantar ia ke dunia politik. Tiga periode duduk di DPR RI bersama Partai NasDem, bahkan sempat menjabat Wakil Ketua Komisi III.

Baca Juga: Nomor 5 Heboh! Deretan Artis Ijazahnya Paket C, Tapi Jadi Anggota DPR RI

Kisah Ahmad Sahroni membuktikan: bukan privilese yang menentukan, melainkan kerja keras, keberanian, dan kesetiaan pada akar kehidupan.

Dari Tanjung Priok, ia menorehkan cerita bahwa siapa pun bisa mengubah hidupnya, bahkan menjadi “Crazy Rich” tanpa melupakan kampung halaman.