Reaksi Publik dan Pengamat
Keputusan ini menuai beragam reaksi. Sebagian publik menyambut positif langkah tegas partai, menganggap ini sebagai bukti bahwa suara rakyat masih punya daya tekan.
Namun, sejumlah pengamat menilai penonaktifan belum cukup. “Nonaktif bukan pemecatan, masih ada kemungkinan mereka kembali aktif jika situasi mereda. Masyarakat butuh transparansi lebih, bukan sekadar pencitraan politik,” ujar seorang analis politik dari Universitas Indonesia.
Baca Juga: Brave Pink, Berikut Ini Cara Membuat Tren Foto Profil Solidaritas Digital
Media sosial pun ramai dengan komentar pedas. Banyak warganet mempertanyakan konsistensi partai dalam menegakkan aturan, mengingat beberapa anggota lain dengan kontroversi serupa masih tetap menjabat.
Jejak Karier Lima Anggota DPR Nonaktif
-
Ahmad Sahroni (NasDem)
Dikenal sebagai “Crazy Rich Tanjung Priok”, Sahroni sempat populer karena gaya hidup mewahnya. Namun, pernyataan publiknya yang dinilai tidak sensitif membuatnya tersandung kritik. -
Nafa Urbach (NasDem)
Artis sinetron 90-an ini baru saja masuk DPR, namun langkah politiknya belum panjang sebelum akhirnya terimbas sanksi partai. -
Eko Patrio (PAN)
Komedian sekaligus politikus yang sudah lama berkecimpung di Senayan. Sering dianggap mampu membawa nuansa segar, namun kali ini terseret arus kontroversi. -
Uya Kuya (PAN)
Presenter kondang yang baru masuk politik, dikenal vokal di media sosial. Sayangnya, sorotan publik berujung pada status nonaktif. -
Adies Kadir (Golkar)
Politisi senior dan mantan Wakil Ketua DPR yang sudah lama berkarier. Dinonaktifkan partai dengan sanksi pencabutan hak gaji dan tunjangan.
Artikel Terkait
Dua Hari Terjebak di Sumur, Nenek Samiyem Bertahan Hidup hingga Diselamatkan
Kasus Nenek Samiyem, Warga Diimbau Lebih Waspada terhadap Sumur Terbuka
Dari Demo ke Timeline, Lahirnya Tren Brave Pink Ikon Demo 2025
Kisah Transformasi Warna Feminin menjadi Simbol Perlawanan 'Brave Pink'
Ikon Brave Pink Simbol Perlawanan Damai dan Autentik Dalam Melawan DPR RI