Ikon Brave Pink Simbol Perlawanan Damai dan Autentik Dalam Melawan DPR RI

photo author
- Rabu, 3 September 2025 | 09:40 WIB
“Ribuan akun media sosial mengganti foto profil pink sebagai tanda solidaritas Brave Pink.” (Foto/Instagram)
“Ribuan akun media sosial mengganti foto profil pink sebagai tanda solidaritas Brave Pink.” (Foto/Instagram)

BOGORINSIDER.com --Jika dulu perlawanan diwujudkan lewat turun ke jalan, kini solidaritas bisa lahir dari ujung jari.

Itulah yang terlihat dari fenomena Brave Pink, simbol keberanian yang berawal dari potret seorang ibu berjilbab pink di depan Gedung DPR RI pada 28 Agustus 2025, lalu menjalar luas ke dunia maya.

Dari Jalan Raya ke Timeline

Momen demo yang penuh ketegangan itu hanya berlangsung beberapa jam, tapi jejaknya abadi di media sosial. Potret “ibu pink” viral, memantik ribuan orang mengganti foto profil mereka dengan nuansa pink. Dari pelajar, pekerja kantoran, hingga figur publik semua ikut menyuarakan dukungan.

Baca Juga: Kisah Transformasi Warna Feminin menjadi Simbol Perlawanan 'Brave Pink'

“Ini adalah bentuk perlawanan kreatif. Dengan mengganti foto profil, masyarakat menunjukkan sikap tanpa harus terjun ke barisan demonstran,” tulis di salah satu akun sosial media.

Fenomena Brave Pink membuktikan bahwa medium solidaritas digital memiliki kekuatan besar. Ia mampu memperluas ruang perjuangan dari jalan raya ke ruang virtual, di mana suara warga bisa terhubung tanpa batas ruang dan waktu.

Menurut salah satu portal berita, Brave Pink bukan sekadar tren visual, melainkan manifestasi keresahan publik. Solidaritas digital ini memperlihatkan bahwa dukungan moral bisa menyebar cepat, bahkan lebih luas daripada aksi fisik.

Baca Juga: Dari Demo ke Timeline, Lahirnya Tren Brave Pink Ikon Demo 2025

Visual yang Lebih Kuat dari Kata

Mengganti foto profil mungkin tampak sepele. Namun, di dunia digital, visual sering lebih kuat daripada orasi panjang. Brave Pink menjadi simbol kolektif yang mudah dikenali, sederhana, tapi penuh makna.

Bahkan iNews menyebut Brave Pink sebagai “bahasa solidaritas yang lahir dari kasih” mewakili suara masyarakat yang menginginkan perubahan, tanpa perlu terjebak dalam retorika politik.

Solidaritas digital seperti Brave Pink bukan pengganti aksi nyata, melainkan jembatan yang menghubungkan keduanya. Bagi banyak orang yang tidak bisa hadir di lokasi demo, simbol digital menjadi cara untuk berkata: “Saya bersama kalian.”

Gerakan ini juga mengingatkan kita pada kekuatan media sosial sebagai arena demokrasi baru. Jika dulu suara rakyat hanya terdengar di jalanan, kini ia bergema hingga ke layar ponsel jutaan orang.

Baca Juga: Kasus Nenek Samiyem, Warga Diimbau Lebih Waspada terhadap Sumur Terbuka

Penutup: Era Baru Solidaritas

Brave Pink mengajarkan bahwa solidaritas tidak mengenal batas medium. Dari jalanan yang penuh gas air mata hingga timeline media sosial, semangat kebersamaan bisa hidup dalam berbagai bentuk.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rosa Nilasari

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Elegan di Tengah Isu: Citra Publik Raisa Tetap Kuat

Kamis, 23 Oktober 2025 | 10:28 WIB

Fenomena Netizen: Mengapa Publik Begitu Ingin Tahu?

Kamis, 23 Oktober 2025 | 10:21 WIB

Rahasia Kekuatan Hubungan Raisa dan Hamish Daud

Kamis, 23 Oktober 2025 | 10:09 WIB

Tekanan di Balik Popularitas: Kisah Raisa & Hamish

Kamis, 23 Oktober 2025 | 09:58 WIB

Hapus Foto, Viral Seketika: Fenomena Raisa & Hamish

Kamis, 23 Oktober 2025 | 09:42 WIB

Rumor Cerai: Raisa Menggugat Suami Setelah 8 Tahun

Kamis, 23 Oktober 2025 | 09:07 WIB

Terpopuler

X