Kisah Transformasi Warna Feminin menjadi Simbol Perlawanan 'Brave Pink'

photo author
- Rabu, 3 September 2025 | 09:31 WIB
“Warna pink kini menjadi simbol perlawanan damai yang lahir dari momen demo DPR RI.” (Instagram)
“Warna pink kini menjadi simbol perlawanan damai yang lahir dari momen demo DPR RI.” (Instagram)

BOGORINSIDER.com --Warna sering kali dianggap sekadar estetika. Namun, di momen krusial, warna bisa menjelma menjadi bahasa perlawanan.

Begitulah kisah Brave Pink, sebuah simbol yang lahir dari peristiwa demonstrasi di Jakarta, akhir Agustus 2025.

Dari Lembut ke Tegas

Pink biasanya diasosiasikan dengan kelembutan, feminitas, kasih sayang, dan dunia perempuan. Namun, potret seorang ibu berjilbab pink yang berdiri tenang di tengah aparat bersenjata mengubah persepsi itu.

Baca Juga: Dari Demo ke Timeline, Lahirnya Tren Brave Pink Ikon Demo 2025

Warna yang tadinya hanya “lembut” kini menjadi ikon keberanian sipil sebuah perlawanan damai yang tetap berakar pada kasih dan empati. Seperti ditulis di media sosial, Brave Pink lahir dari keteguhan menghadapi ketidakadilan tanpa kekerasan.

Narasi Baru untuk Perempuan

Fenomena ini membawa pesan penting: perempuan bukan sekadar penonton dalam ruang sosial-politik. Mereka bisa menjadi wajah dari keberanian.

“Pink bukan lagi hanya tentang kelembutan. Ia kini punya dua sisi: kasih sekaligus keberanian,” tulis seorang kolumnis.

Baca Juga: Kasus Nenek Samiyem, Warga Diimbau Lebih Waspada terhadap Sumur Terbuka

Dengan kata lain, Brave Pink merepresentasikan pemberdayaan perempuan dalam wacana publik, tanpa kehilangan esensi empati yang melekat pada identitasnya.

Solidaritas Lewat Simbol Visual

Momen ini tidak berhenti di jalanan. Brave Pink menjalar ke media sosial, dari Twitter hingga Instagram. Ribuan orang mengganti foto profil mereka dengan nuansa pink sebagai tanda solidaritas.

Menurut portal berita di media sosia, ini adalah bentuk perlawanan kreatif—cara damai masyarakat menunjukkan sikap tanpa harus terjun langsung ke barisan demonstran.

Warna sebagai Bahasa Kolektif

Sejarah mencatat, warna sering menjadi simbol perjuangan: hitam untuk duka dan solidaritas, merah untuk keberanian, kuning untuk reformasi. Kini, pink mendapat tempatnya sebagai bahasa kolektif masyarakat Indonesia.

Baca Juga: Dua Hari Terjebak di Sumur, Nenek Samiyem Bertahan Hidup hingga Diselamatkan

Ia menandai era baru, di mana simbol visual bisa lebih kuat daripada orasi panjang. Brave Pink menjadi pengingat bahwa identitas tidak selalu keras untuk menjadi tegas.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rosa Nilasari

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Elegan di Tengah Isu: Citra Publik Raisa Tetap Kuat

Kamis, 23 Oktober 2025 | 10:28 WIB

Fenomena Netizen: Mengapa Publik Begitu Ingin Tahu?

Kamis, 23 Oktober 2025 | 10:21 WIB

Rahasia Kekuatan Hubungan Raisa dan Hamish Daud

Kamis, 23 Oktober 2025 | 10:09 WIB

Tekanan di Balik Popularitas: Kisah Raisa & Hamish

Kamis, 23 Oktober 2025 | 09:58 WIB

Hapus Foto, Viral Seketika: Fenomena Raisa & Hamish

Kamis, 23 Oktober 2025 | 09:42 WIB

Rumor Cerai: Raisa Menggugat Suami Setelah 8 Tahun

Kamis, 23 Oktober 2025 | 09:07 WIB

Terpopuler

X