Produksi Rp6,7 miliar, film animasi merah putih berjudul "One For All" diduga gunakan aset 3D berbayar

photo author
- Senin, 11 Agustus 2025 | 10:29 WIB
film animasi merah putih. Foto/Instagram (Foto/Instagram)
film animasi merah putih. Foto/Instagram (Foto/Instagram)

BOGORINSIDER.COM --Film animasi "Merah Putih: One For All" tengah menjadi sorotan publik usai viral di media sosial. Namun, sorotan ini bukan disebabkan oleh kualitas film yang memukau, melainkan karena kritik tajam dari warganet yang menyoroti dugaan penggunaan aset 3D berbayar dalam produksi film tersebut.

Isu ini mencuat setelah seorang desainer grafis membagikan temuannya di media sosial, menunjukkan kemiripan mencolok antara karakter dalam film dengan model 3D yang tersedia di platform seperti Daz3D.

Dalam unggahannya, ia menyebut empat model yang diduga digunakan, yakni Jayden karya Junaid Miran, Tommy dari Chihuahua Studios, serta Ned dan Francis milik Reallusion.

Baca Juga: Review Film Budi Pekerti (2023): Kritik Sosial di Era Media Sosial

Keempat model film Merah Putih tersebut dijual seharga sekitar 43,50 dolar AS atau setara Rp700 ribu.

Karakter-karakter dalam film terlihat memiliki kesamaan pada bentuk wajah, gaya rambut, dan proporsi tubuh dengan model 3D tersebut. Perbedaan hanya terlihat pada warna kulit, kostum, dan beberapa detail kecil lainnya.

Kritik juga datang dari seorang YouTuber bernama Yono Jambul, yang mengungkap bahwa latar belakang dalam film juga diduga dibeli dari toko aset digital. Ia mencontohkan adegan jalan yang disebut menggunakan aset bertajuk “Street of Mumbai.”

"Mereka ada adegan jalan kan. Nah, mereka belinya aset Street of Mumbai. Aneh banget kan makanya jalannya," ujar Yono dalam videonya yang diunggah pada Sabtu (9/8).

Baca Juga: Review Film SUPERMAN (2025): DCU Bangkit dengan Sentuhan Baru

Dugaan penggunaan aset siap pakai ini menuai kekecewaan publik, terutama karena film ini mengangkat tema nasionalisme. Banyak yang menilai nuansa lokal dalam film terasa kurang kuat, bahkan cenderung asing.

Yang membuat warganet semakin geram adalah informasi bahwa biaya produksi film tersebut mencapai Rp6,7 miliar. Angka yang fantastis ini dianggap tidak sepadan dengan hasil akhir yang ditampilkan, baik dari segi kualitas animasi maupun CGI, yang dinilai ketinggalan zaman.

Film "Merah Putih: One For All" diketahui disutradarai dan ditulis oleh Endiarto dan Bintang, sementara posisi produser dipegang oleh Toto Soegriwo.

Lewat laman instagram-nya, @totosoegriwo, dibocorkan film ini menghabiskan biaya produksi mencapai Rp 6,7 miliar. Proses pengerjaannya makan waktu kurang dari satu bulan saja.

Baca Juga: Inside Out: Menyelami Dunia Emosi Lewat Sentuhan Animasi

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rosa Nilasari

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Elegan di Tengah Isu: Citra Publik Raisa Tetap Kuat

Kamis, 23 Oktober 2025 | 10:28 WIB

Fenomena Netizen: Mengapa Publik Begitu Ingin Tahu?

Kamis, 23 Oktober 2025 | 10:21 WIB

Rahasia Kekuatan Hubungan Raisa dan Hamish Daud

Kamis, 23 Oktober 2025 | 10:09 WIB

Tekanan di Balik Popularitas: Kisah Raisa & Hamish

Kamis, 23 Oktober 2025 | 09:58 WIB

Hapus Foto, Viral Seketika: Fenomena Raisa & Hamish

Kamis, 23 Oktober 2025 | 09:42 WIB

Rumor Cerai: Raisa Menggugat Suami Setelah 8 Tahun

Kamis, 23 Oktober 2025 | 09:07 WIB

Terpopuler

X