Tren "hubungan standar TikTok" kembali viral antara romantisme dan ekspektasi sosial

photo author
- Kamis, 23 Januari 2025 | 13:33 WIB
Ilustrasi FYP TikTok standar pasangan.
Ilustrasi FYP TikTok standar pasangan.

Dalam beberapa dekade terakhir, ekspektasi terhadap cinta dan hubungan telah berubah drastis. Jika dulu hubungan lebih banyak menekankan kesetiaan dan kenyamanan finansial, kini media sosial menciptakan standar baru tentang hubungan ideal, khususnya di kalangan generasi Z.

Istilah seperti "situationships," "breadcrumbing," hingga "cushioning" menjadi populer. "Situationships" merujuk pada hubungan tanpa status atau komitmen jelas. "Breadcrumbing" menggambarkan seseorang yang pura-pura tertarik namun menghilang begitu saja. Sedangkan "cushioning" adalah tren di mana seseorang memiliki hubungan cadangan jika hubungan utamanya gagal.

Dampak Ekspektasi Tinggi

Ekspektasi terhadap pasangan semakin meningkat akibat tren media sosial yang mendorong pencitraan pasangan sempurna di mata publik.

Penelitian psikolog Sivan George-Levi pada 2014 menunjukkan bahwa ekspektasi berlebihan terhadap pasangan dapat mengurangi kepuasan dalam hubungan. Ketergantungan emosional dan finansial yang tidak sehat sering kali menjadi dampaknya.

Media sosial mengubah cara pandang kita terhadap hubungan, menciptakan standar yang tidak realistis. Pasangan yang tampak harmonis di TikTok, selalu memberi kejutan romantis, dan menghindari konflik sering kali tidak mencerminkan realitas.

Baca Juga: Bencana tanah longsor terjang sembilan desa di Kecamatan Petungkriyono, Pekalongan

Tekanan untuk membentuk hubungan yang "flawless" semakin meningkat, padahal hubungan sehat justru dibangun dari komunikasi terbuka dan saling menghargai.

Meskipun mengikuti tren seperti ide kencan atau membuat konten bersama pasangan dapat memberikan kebahagiaan, hal ini hanya sehat jika dilakukan dengan tulus, bukan demi validasi publik. Obsesi terhadap momen sempurna di media sosial justru bisa merusak koneksi emosional yang lebih penting.

Sebelum membandingkan hubungan kita dengan pasangan di media sosial, penting untuk bertanya: apakah hubungan tersebut realistis? Apakah sesuai dengan kebutuhan kita dan pasangan? Cinta di era digital memang lebih kompleks, tetapi hubungan sehat tetap dibangun dari komunikasi jelas, rasa saling menghargai, dan koneksi emosional mendalam.

Pada akhirnya, hubungan ideal tidak diukur dari jumlah likes atau foto estetik, melainkan dari kedalaman hubungan nyata antara dua individu.

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rosa Nilasari

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Elegan di Tengah Isu: Citra Publik Raisa Tetap Kuat

Kamis, 23 Oktober 2025 | 10:28 WIB

Fenomena Netizen: Mengapa Publik Begitu Ingin Tahu?

Kamis, 23 Oktober 2025 | 10:21 WIB

Rahasia Kekuatan Hubungan Raisa dan Hamish Daud

Kamis, 23 Oktober 2025 | 10:09 WIB

Tekanan di Balik Popularitas: Kisah Raisa & Hamish

Kamis, 23 Oktober 2025 | 09:58 WIB

Hapus Foto, Viral Seketika: Fenomena Raisa & Hamish

Kamis, 23 Oktober 2025 | 09:42 WIB

Rumor Cerai: Raisa Menggugat Suami Setelah 8 Tahun

Kamis, 23 Oktober 2025 | 09:07 WIB

Terpopuler

X