Budayawan dan Pemerhati Cagar Budaya Rahmat Iskandar menyebutkan penguasa Hindia Belanda memiliki pemikiran dan alasan logis absennya trem di Buitenzorg.
Rahmat berpendapat alasan tidak dibangunnya trem di Bogor pada masa itu karena Bogor atau Buitenzorg tidak sama dengan Batavia, Semarang, Surabaya atau Surakarta. Bogor adalah kota taman, permukiman dan peristirahatan.
"Pertama tentu mereka menyadari luas wilayah yang amat terbatas, aspek geo-topografis kawasan Buitenzorg yang kurang mendukung kecepatan trem dan tentu juga terkait fungsi Buitenzorg sebagai sebuah kota yang dirancang sebagai kota peristirahatan dan pemukiman," ungkap Rahmat.
Walaupun trem pernah populer di kalangan masyarakat Indonesia, terutama di Batavia pada tahun 1869, nyatanya alat transportasi ini akhirnya dihapuskan juga.
Keputusan untuk menghilangkan trem di Indonesia didasarkan pada lemahnya manajemen yang baik dalam pengelolaan trem pada waktu itu.
Presiden Soekarno memutuskan untuk menghapus trem karena menilai bahwa trem tidak lagi cocok dengan gambaran kota yang modern pada periode tersebut.
Penghapusan trem secara resmi dilakukan di Jakarta pada tahun 1962, dan di Surabaya pada dekade 1970-an.***
Artikel Terkait
Menelusuri Jejak Sejarah di Beberapa Museum Menarik di Kota Bandung
Komitmen Nyata untuk UMKM dan Budaya, BRI Ikut Dukung Istana Berbatik
Wisata Sejarah di Yogyakarta, Menjelajahi Museum yang Menarik dan Menambah Pengalaman
Sejarah Sampai Fasilitas Rumah Sakit Edelweiss Cianjur, Pusat Pelayanan Kesehatan Berkualitas di Puncak Jabar
Gelar Festival Budaya, Warga NTT di Kota Bogor Dorong Persatuan, Nyanyian, Tarian Hingga Wisata Kuliner
Gua Belanda Bandung, Menyelami Wisata Sejarah dan Keindahan Alam yang Memukau