BOGORINSIDER.com -- Jumlah siswa yang mengalami dugaan keracunan makanan di Kota Bogor terus bertambah. Berdasarkan pembaruan data terbaru dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, total siswa yang terdampak akibat mengonsumsi makanan dari Program Makan Bergizi Gratis (MBG) telah mencapai 171 orang, meningkat signifikan dari jumlah awal 36 siswa.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor, Sri Nowo Retno, menjelaskan bahwa pada Kamis (8/5/2025), terdapat tambahan 135 siswa yang dilaporkan mengalami gejala serupa.
Ia menuturkan bahwa pihaknya telah menginstruksikan sekolah dan rumah sakit untuk segera melaporkan jika ada kasus baru.
“Dari total 171 korban, sebanyak 22 siswa dirawat inap, 29 menjalani rawat jalan, dan 120 lainnya mengalami gejala ringan,” kata Retno, dikutip dari Detik.
Pemkot Bogor melalui Dinkes juga melakukan langkah investigatif lanjutan berupa penyelidikan epidemiologi (PE) di 13 sekolah yang terlibat, berkolaborasi dengan puskesmas dan rumah sakit.
Selain itu, tim melakukan pengambilan sampel muntahan pasien, air minum isi ulang, serta swab dari peralatan makan dan wadah makanan yang digunakan.
Tak hanya itu, dua orang penjamah makanan juga diperiksa dengan metode swab dubur sebagai bagian dari proses pelacakan sumber pencemaran.
Sebelumnya, 36 siswa SD dan SMP di Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, dilaporkan mengalami keracunan setelah mengonsumsi makanan dari program MBG yang diproduksi oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Bina Insani.
Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, telah meminta Dinas Kesehatan untuk segera melakukan uji laboratorium terhadap berbagai sampelnmulai dari sisa makanan, bahan baku, muntahan siswa, hingga kebersihan tempat makanan seperti ompreng (wadah makan).
“Kejadian ini sudah bisa dikategorikan sebagai kejadian luar biasa (KLB). Kami sangat prihatin, terutama karena korban adalah anak-anak sekolah. Kami akan menyelidiki lebih dalam asal mula makanan dari SPPG Bina Insani,” ujar Dedie, Rabu (7/5/2025).
Saat ini, proses pemeriksaan sampel tengah dilakukan oleh Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Kota Bogor untuk memastikan penyebab pasti keracunan massal tersebut.
Pemerintah Kota juga tengah mengevaluasi sistem pengadaan dan distribusi makanan pada program MBG agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.
Artikel Terkait
Bukannya Magdalena malah Samuel Christ klarifikasi soal food vlogger tersebut minta makan gratis ogah bayar
Intruksikan Dinas Berikan Beasiswa Bagi Petugas Putus Sekolah, Tri Adhianto: Pesapon Merupakan Pekerjaan Mulia
Ini dia sosok Viktor Tebai seorang ASN Papua lakukan penganiaayaan ke siswa SMP perkara tolak makan gratis
Sosok Viktor Tebai viral seorang ASN Papua lakukan penganiaayaan ke siswa SMP perkara tolak makan gratis
Sebelum rumahnya digeledah terkait korupsi Bank BJB, Atalia istri Ridwan Kamil sindir potongan anggaran makan gratis