BOGORINSIDER.com --“Kalau mau cari uang, jangan jadi guru, jadi pedaganglah.”
Kalimat itu meluncur dari Menteri Agama Nasaruddin Umar saat membuka acara Pendidikan Profesi Guru (PPG) di UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Sontak, potongan ucapan itu langsung viral dan memantik gelombang emosi di dunia maya.
Bagi sebagian guru, kata-kata itu seperti menampar perjuangan mereka.
Mereka yang setiap hari mengajar dengan sabar, di ruang kelas yang kadang minim fasilitas, merasa seolah dedikasinya diremehkan.
Baca Juga: Kepsek Dinonaktifkan, Siswa Didukung? Kasus SMAN 1 Cimarga Bikin Publik Gak Habis Pikir
Tagar dan komentar bermunculan. “Kalimat itu menyakitkan,” tulis seorang guru honorer.
Namun di sisi lain, banyak juga yang mencoba memahami maksud sang menteri.
Mungkin ia ingin menegaskan nilai luhur profesi guru, bukan sekadar mencari nafkah, tapi mencetak generasi penerus bangsa.
Sayangnya, niat baik itu terbungkus dalam kalimat yang salah tafsir.
Tak butuh waktu lama, Nasaruddin Umar menyadari kesalahannya.
Dengan nada tulus, ia menyampaikan klarifikasi dan permintaan maaf
“Saya menyadari bahwa potongan pernyataan saya menimbulkan tafsir yang kurang tepat dan melukai perasaan sebagian guru. Untuk itu, saya memohon maaf sebesar-besarnya.”
Baca Juga: Unggul Dipilkada, Adik Ipar Raffi Ahmad Kini Jadi Bupati Miliki Gaji Diluar Dugaan
Permintaan maaf itu bukan sekadar kata-kata. Ia juga menegaskan komitmen nyata pemerintah: menaikkan tunjangan profesi 227 ribu guru non-PNS, memperluas PPG untuk 206 ribu guru, dan mengangkat puluhan ribu tenaga honorer menjadi ASN.
Langkah-langkah yang menjadi bukti bahwa kesejahteraan guru tetap jadi prioritas.