-
Sistem tiket akan dihubungkan dengan JakLingko & LRT card, sehingga penumpang hanya perlu satu kartu atau aplikasi untuk semua moda.
-
Peta digital dan informasi perjalanan (headway, jadwal, dan waktu tunggu) akan ditampilkan real-time di layar setiap stasiun.
5. Konektivitas ke Moda Lain
Selain LRT, rencana integrasi juga mencakup angkutan kota (angkot), Trans Pakuan, dan feeder bus di wilayah Cileungsi dan Harjamukti.
Berikut simulasi jaringan intermodalnya:
| Moda | Titik Integrasi | Keterangan |
|---|---|---|
| Kereta Gantung | Mekarsari – Harjamukti | Jalur utama pengumpan LRT |
| LRT Jabodebek | Stasiun Harjamukti | Lanjutan ke Jakarta Pusat |
| Feeder Bus | Terminal Harjamukti | Menghubungkan area sekitar Depok |
| Angkot Lokal | Mekarsari & Cileungsi | Mengantar dari perumahan ke stasiun |
| Park & Ride | Harjamukti | Fasilitas parkir terintegrasi kendaraan pribadi |
Dengan integrasi seperti ini, pengguna bisa berpindah moda dengan cepat tanpa perlu keluar area stasiun.
6. Dampak Sosial dan Ekonomi
Integrasi antarmoda ini tidak hanya efisien, tapi juga punya dampak ekonomi besar.
Menurut hasil studi awal Kemenhub, sistem interkoneksi ini bisa:
-
Menurunkan biaya transportasi harian warga hingga 30%.
-
Mengurangi kemacetan di Cileungsi dan Cimanggis sebesar 25%.
-
Meningkatkan nilai properti di sekitar rute hingga 15%.
-
Mendorong tumbuhnya kawasan bisnis baru di sekitar stasiun transit.
Selain itu, konsep ini mendukung visi Net Zero Emission 2060, karena mendorong peralihan dari kendaraan pribadi berbahan bakar fosil ke moda listrik.
7. Tantangan Implementasi Integrasi
Meski ambisius, ada beberapa tantangan besar:
-
Sinkronisasi antarinstansi. Integrasi harus disepakati antara Kemenhub, Pemkab Bogor, Pemkot Depok, dan operator LRT.
-
Kesiapan infrastruktur eksisting. Stasiun Harjamukti perlu perluasan untuk menampung volume penumpang baru.
-
Konektivitas digital. Integrasi sistem tiket antar moda masih dalam tahap pengujian.