spill-news

Family Office vs Private Bank: Mana yang Lebih Menguntungkan Bagi Keluarga Kaya?

Kamis, 16 Oktober 2025 | 09:38 WIB
“Ilustrasi profesional keuangan membandingkan private bank dan family office — simbol pergeseran cara elite dunia mengelola kekayaan.” (Foto/ Istimewa.)

BOGORINSIDER.com – Dunia keuangan para miliarder sedang berubah. Jika dulu mereka mempercayakan seluruh aset ke private bank, kini banyak yang beralih ke sistem family office lembaga pribadi yang jauh lebih fleksibel, independen, dan penuh kendali.

Perubahan ini bukan hanya tren, tapi refleksi dari pergeseran filosofi kekayaan global: dari sekadar menabung menjadi mengelola nilai dan visi lintas generasi.

Private Bank: Simbol Kepercayaan Lama

Selama puluhan tahun, private banking menjadi simbol kemapanan.
Bank-bank besar seperti UBS, Credit Suisse, dan JPMorgan Private Bank menjadi tempat para konglomerat dunia menaruh kepercayaan mereka.

Private bank memberikan layanan lengkap:

  • Pengelolaan portofolio investasi.
  • Perencanaan pajak.
  • Pinjaman dan kredit khusus.
  • Layanan gaya hidup premium.

Namun, ada satu batasan besar:
kendali ada di tangan bank, bukan keluarga.

“Private bank hanya bisa sejauh yang diizinkan sistem perbankan. Family office memberi ruang untuk membuat sistem sendiri,” kata Ray Dalio, pendiri Bridgewater Associates.

Family Office: Dari Klien Jadi Pemilik

Berbeda dengan private bank yang beroperasi untuk banyak klien, family office hanya bekerja untuk satu keluarga (Single Family Office) atau beberapa keluarga kaya (Multi Family Office).

Mereka bisa:

  • Mengatur investasi lintas negara.
  • Menentukan strategi pajak sendiri.
  • Mengelola filantropi, warisan, dan gaya hidup.
  • Memilih penasihat hukum, akuntan, hingga manajer investasi sesuai nilai keluarga.

Dengan kata lain, keluarga menjadi CEO dari kekayaannya sendiri.

“Kekayaan besar butuh kendali penuh. Family office memungkinkan itu,” ujar Jeff Bezos dalam wawancara dengan Bloomberg Wealth Forum (2025).

Pergeseran Besar Setelah Krisis Global

Krisis keuangan global 2008 menjadi titik balik.
Banyak keluarga superkaya kehilangan kepercayaan pada lembaga keuangan besar yang dianggap terlalu spekulatif.

Halaman:

Tags

Terkini

Elegan di Tengah Isu: Citra Publik Raisa Tetap Kuat

Kamis, 23 Oktober 2025 | 10:28 WIB

Fenomena Netizen: Mengapa Publik Begitu Ingin Tahu?

Kamis, 23 Oktober 2025 | 10:21 WIB

Rahasia Kekuatan Hubungan Raisa dan Hamish Daud

Kamis, 23 Oktober 2025 | 10:09 WIB

Tekanan di Balik Popularitas: Kisah Raisa & Hamish

Kamis, 23 Oktober 2025 | 09:58 WIB

Hapus Foto, Viral Seketika: Fenomena Raisa & Hamish

Kamis, 23 Oktober 2025 | 09:42 WIB

Rumor Cerai: Raisa Menggugat Suami Setelah 8 Tahun

Kamis, 23 Oktober 2025 | 09:07 WIB