BOGORINSIDER.com --Mutasi perwira tinggi Polri selalu menyita perhatian publik, apalagi jika menyangkut nama besar seperti Irjen Krishna Murti.
Pada September 2025, Krishna resmi dimutasi dari jabatannya sebagai Kadiv Hubinter Polri ke posisi Staf Ahli Kapolri Bidang Sosial Budaya.
Keputusan ini memunculkan berbagai spekulasi, baik dari sisi karier pribadi maupun dampaknya bagi citra Polri.
Dari Jabatan Strategis ke Posisi Non-Struktural
Sebagai Kadiv Hubinter, Krishna Murti memegang peran penting dalam menjalin kerja sama internasional, mulai dari pertukaran informasi intelijen hingga operasi lintas negara.
Baca Juga: Mengenal Irjen Krishna Murti, Mantan Kadiv Hubinter Polri Kini Lakukan Skandal Perselingkuhan
Namun, jabatan Staf Ahli Kapolri dinilai publik kurang strategis karena lebih berfungsi sebagai posisi konsultatif. Perubahan ini dianggap sebagai penurunan pamor dalam kariernya.
Spekulasi di Balik Mutasi
Mutasi Krishna Murti terjadi di tengah ramainya pemberitaan mengenai dugaan perselingkuhannya dengan Kompol Anggraini Putri.
Publik pun mengaitkan isu pribadi ini dengan keputusan mutasi, meski Polri menyebut mutasi adalah hal biasa sebagai bagian dari penyegaran organisasi. Meski begitu, persepsi masyarakat sulit dilepaskan dari kontroversi yang menyelimuti dirinya.
Dampak bagi Karier Krishna Murti
Bagi Krishna, mutasi ini bisa menjadi titik balik. Jika ia mampu membuktikan kinerjanya di posisi baru, kariernya mungkin tetap bisa diselamatkan.
Namun, jika isu etik yang menimpanya terbukti, mutasi ini bisa dianggap sebagai langkah awal menuju sanksi yang lebih berat.
Bagaimanapun, masa depan kariernya kini bergantung pada hasil sidang etik yang tengah berlangsung.
Dari sisi kelembagaan, mutasi Krishna Murti adalah ujian bagi Polri dalam menjaga integritas.
Publik menilai apakah mutasi ini benar-benar keputusan administratif biasa, atau justru langkah untuk meredam sorotan publik. Transparansi dalam menjelaskan alasan mutasi menjadi kunci agar kepercayaan masyarakat tidak semakin terkikis.