Meski berada di barak, para siswa tetap berstatus sebagai pelajar dan mengikuti kurikulum pendidikan formal seperti biasa, hanya dengan pola hidup yang lebih disiplin.
Program ini akan dijalankan secara bertahap, dimulai dari wilayah-wilayah yang rawan kenakalan remaja di Jawa Barat, dengan melibatkan kerja sama lintas instansi, termasuk TNI, Polri, serta pemerintah kabupaten/kota.
“Siswa akan dibiasakan tidur pukul delapan malam dan bangun pukul empat pagi. Setelah itu mereka menjalani kegiatan belajar seperti biasa, diselingi dengan olahraga, pelatihan baris-berbaris, push-up, sit-up, bahkan kegiatan keagamaan seperti puasa Senin-Kamis dan mengaji bagi yang Muslim,” pungkas Dedi.