BOGORINSIDER.com --Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, resmi mengoperasikan kembali layanan transportasi massal BisKita Trans Pakuan dibawah naungan Pemerintah Kota Bogor.
Langkah ini menjadi bentuk realisasi janji Dedie, usai layanan tersebut dihentikan oleh Kementerian Perhubungan sejak awal Januari 2025.
"Ini adalah bagian dari komitmen kami. Pemerintah Kota Bogor menerapkan prinsip bahwa dana publik harus kembali kepada masyarakat. Pendapatan dari pajak, retribusi, dan sumber lain kami salurkan kembali dalam bentuk pelayanan transportasi umum bersubsidi," ujar Dedie saat peluncuran kembali BisKita di Bogor, Selasa.
Baca Juga: Hakim pemvonis Ronald Tannur adu alibi terkait dugaan suap kasus pembebasan kliennya
Pengoperasian BisKita kini didukung oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Bogor, melalui skema Buy The Service (BTS). Dedie menekankan bahwa hadirnya kembali BisKita adalah bagian dari misi Dedie-Jenal “Bogor Lancar”, yaitu menjadikan Kota Bogor sebagai kota yang nyaman, modern, dan siap menghadapi masa depan lewat sistem transportasi yang terintegrasi dan optimalisasi layanan publik.
Dedie juga berharap kehadiran kembali BisKita bisa memberikan dampak nyata bagi masyarakat, terutama dalam hal kemudahan mobilitas, efisiensi biaya, dan kepastian waktu tempuh.
“Ini adalah langkah awal untuk menghadirkan moda transportasi massal yang efisien, tepat waktu, dan terjangkau. Kita ingin sistem transportasi kota berubah ke arah yang lebih baik,” tambahnya.
Baca Juga: Dua Hakim nonaktif PN Surabaya Aakui penyesalan menerima suap dalam pembebasan Ronald Tannur
Layanan BisKita Trans Pakuan masih mempertahankan tarif sebelumnya sebesar Rp4.000, berkat subsidi dari pemerintah.
Kini, masyarakat juga dapat membayar menggunakan QRIS, menambah kenyamanan dalam transaksi. Jam operasional untuk Koridor I dan II dimulai dari pukul 05.00 hingga 21.00 WIB.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Bogor, Marse Hendra Saputra, menjelaskan bahwa pengoperasian kembali BisKita mengandalkan dana sebesar Rp10 miliar yang dialokasikan dari APBD 2025.
Dana ini digunakan untuk mendanai pengoperasian 17–25 unit bus yang melayani dua koridor utama: Koridor 1 (Bubulak–Cidangiang) dan Koridor 2 (Bubulak–Ciawi).
Namun, anggaran yang tersedia hanya cukup untuk mendukung operasional selama enam bulan.