BOGORINSIDER.com --Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, atau yang akrab disapa Mbak Ita, resmi ditahan KPK pada Rabu, 19 Februari 2025.
Penahanan ini dilakukan setelah sebelumnya ia mangkir dari empat kali panggilan KPK, sehingga akhirnya dijemput paksa.
Mbak Ita tersandung tiga kasus korupsi yang melibatkan pengadaan barang dan jasa di lingkungan Pemerintah Kota Semarang pada tahun 2023-2024, pemerasan terhadap pegawai negeri terkait insentif pajak dan retribusi daerah, serta penerimaan gratifikasi oleh pejabat daerah selama periode 2023-2024.
Baca Juga: Wali Kota Semarang dan Ketua Komisi D DPRD Jateng ditahan pihak KPK dalam kasus korupsi
Profil Singkat Mbak Ita
Mbak Ita lahir di Semarang pada 4 Mei 1966. Ia menempuh pendidikan di SD Citarum Semarang, SMP Maria Mediatrix, dan SMAN 1 Semarang sebelum melanjutkan studinya di Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta.
Karier politiknya dimulai ketika ia menjabat sebagai Wakil Wali Kota Semarang mendampingi Hendrar Prihadi pada periode 2016-2021.
Pasangan ini kemudian kembali memenangkan pemilihan Wali Kota Semarang untuk periode 2021-2026, di mana Mbak Ita menjabat sebagai wali kota.
Selain dunia politik, Mbak Ita memiliki pengalaman panjang di sektor perbankan dan bisnis.
Baca Juga: Deretan fakta musisi Fariz RM kembali ditangkap keempat kalinya karena kasus narkoba
Ia pernah bekerja di Bank Universal (1991-2002) dan Bank Permata (2002-2003), serta menjabat sebagai Direktur Utama PT Adita Farasjaya (2003-2005) dan PT Sarana Patra Hulu Cepu (2006-2015).
Harta Kekayaan
Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) pada 17 Maret 2023 untuk periode 2022, total kekayaan Mbak Ita tercatat sebesar Rp 2,56 miliar.
Sebagian besar kekayaannya berupa tanah dan bangunan senilai Rp 4,28 miliar. Meski demikian, ia tidak memiliki mobil, hanya memiliki dua motor Honda keluaran tahun 1996 dan 2008 dengan total nilai Rp 5,5 juta.