"Waktu itu, orang tua siswi tersebut datang dan memberitahu bahwa anaknya hamil. Karena itu, kami memutuskan untuk menjalankan program ini agar para siswi terhindar dari pergaulan bebas," ungkap Sarman pada Rabu (22/1/2025).
Kendati demikian, kebijakan ini tetap menuai pro dan kontra. Beberapa pihak menilai bahwa edukasi kesehatan reproduksi jauh lebih penting daripada langkah represif seperti tes kehamilan massal.
Hal ini diharapkan mampu memberikan pemahaman yang lebih baik kepada para remaja mengenai dampak dari pergaulan bebas dan pentingnya menjaga kesehatan reproduksi.