BOGORINSIDER.com --Telegram mengeluarkan pernyataan bahwa CEO Telegram sekaligus pendirinya, Pavel Durov, "tidak menyembunyikan apa pun" setelah penangkapannya oleh otoritas Prancis di luar Paris.
Pernyataan ini diunggah oleh perusahaan di saluran resminya di aplikasi Telegram pada Minggu (25/8) waktu setempat, menanggapi penangkapan tersebut.
Telegram menegaskan bahwa tidak masuk akal untuk mengklaim bahwa platform atau pemiliknya bertanggung jawab atas penyalahgunaan platform tersebut oleh pihak lain.
Baca Juga: Sosok potret Pavel Durov CEO Telegram yang ditangkap aparat di bandara Prancis
Pejabat Prancis telah mengonfirmasi kepada beberapa media bahwa penangkapan Durov dilakukan sebagai bagian dari penyelidikan polisi terkait aktivitas kriminal yang terjadi di Telegram.
Meskipun Telegram tidak menggunakan enkripsi secara default, pendekatan yang sebagian besar tidak memoderasi konten membuatnya dianggap oleh banyak orang sebagai alternatif yang lebih privat dan bebas sensor dibandingkan platform media sosial lainnya.
Telegram, yang digunakan oleh hampir satu miliar pengguna di seluruh dunia, menjadi sarana komunikasi dan sumber informasi penting, terutama dalam konteks perang yang sedang berlangsung antara Ukraina dan Rusia.
Baca Juga: Sebab Pavel Durov CEO Telegram ditangkap aparat saat berada di bandara Prancis
Telegram menyatakan bahwa mereka berharap situasi ini dapat segera diselesaikan.
Penangkapan Durov menarik perhatian khusus, terutama dari pemerintah Rusia. Kedutaan Besar Rusia di Paris mengungkapkan bahwa pemerintah Prancis sejauh ini belum memberikan akses kepada Durov, yang lahir di Rusia dan memiliki kewarganegaraan di Prancis serta Uni Emirat Arab, tempat kantor pusat Telegram berada.
Dalam sebuah wawancara langka dengan Tucker Carlson pada bulan April, Durov menjelaskan bahwa tujuan Telegram adalah menjadi platform yang "netral" dan menolak permintaan dari pemerintah untuk melakukan moderasi.
Baca Juga: Pavel Durov CEO Telegram ditangkap di Bandara Paris dengan surat penangkapan
Durov juga mengungkapkan bahwa dia cenderung menghindari bepergian ke negara-negara besar yang terlalu fokus pada geopolitik terkait perusahaannya.
"Saya bepergian ke tempat-tempat di mana saya yakin nilai-nilai mereka sejalan dengan apa yang kami lakukan," ujarnya, seperti yang dilaporkan oleh The Verge.