BOGORINSIDER.com --Tiko Aryawardhana, suami dari artis terkenal Bunga Citra Lestari (BCL), saat ini tengah terlibat dalam kasus hukum setelah dilaporkan oleh mantan istrinya, Arina Winarto, atas dugaan penggelapan uang sebesar Rp6,9 miliar.
Kasus penggelapan dana yang dilakukan Tiko Aryawardhana ini telah mencapai tahap penyidikan, yang menunjukkan bahwa ada indikasi kuat adanya unsur pidana dalam kasus tersebut.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Selatan, AKBP Bintoro, menyatakan bahwa kasus ini sudah memasuki tahap penyidikan berdasarkan dua alat bukti yang sah. "Sejauh ini, prosesnya sudah masuk ke penyidikan.
Berdasarkan dua alat bukti yang sah, kami tingkatkan proses penyelidikan ke penyidikan," ujarnya saat ditemui di Polres Metro Jakarta Selatan, pada Selasa, 4 Mei 2024.
Baca Juga: Suaminya lakukan penggelapan dana 6,9 miliar, beberapa koleksi tas mewah BCL di sorot publik
Bintoro juga menambahkan bahwa pihaknya telah memeriksa lima saksi dan mendapatkan hasil audit eksternal dari keuangan terkait kasus penggelapan dana ini.
Tiko sendiri sudah dipanggil untuk memberikan keterangan, dan akan dipanggil kembali untuk memberikan keterangan tambahan dalam proses penyidikan ini. "Sudah, yang bersangkutan sudah menghadiri.
Jadi, pada saat penyelidikan sudah kami klarifikasi. Selanjutnya, dalam proses penyidikan ini, kami akan panggil juga yang bersangkutan," tambahnya.
Meskipun saat ini status Tiko Aryawardhana masih sebagai saksi, ia disangkakan dengan Pasal 374 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yang mengatur tentang penggelapan dana dalam jabatan. Jika terbukti bersalah, Tiko terancam hukuman penjara maksimal lima tahun.
Arina Winarto menuduh mantan suaminya telah menggelapkan dana perusahaan sebesar Rp6,9 miliar dalam rentang waktu 2015 hingga 2021.
Pada tahun-tahun tersebut, Tiko dan Arina mendirikan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang makanan dan minuman, di mana Arina menjabat sebagai komisaris dan Tiko sebagai direktur.
Meskipun modal perusahaan sepenuhnya berasal dari kantong Arina, Tiko yang mengelola operasional sehari-hari perusahaan.
Perusahaan ini berjalan lancar selama beberapa tahun, namun pada tahun 2019, Tiko melaporkan kepada Arina bahwa bisnis mereka terancam tutup.