Pernyataan Istana juga dinilai sebagai sinyal politik kepada Tiongkok, mitra utama dalam proyek KCIC.
Menurut analis hubungan internasional Hikmahanto Juwana, langkah ini bukan bentuk penolakan kerja sama, tapi penegasan posisi Indonesia sebagai mitra setara.
“Indonesia ingin menunjukkan bahwa kerja sama strategis tetap jalan, tapi dengan prinsip saling menguntungkan dan tidak membebani negara,” ujarnya.
Dengan dukungan Istana, sikap Purbaya kini menjadi acuan baru dalam kebijakan fiskal pemerintah.
Langkah ini mempertegas arah baru pengelolaan proyek strategis tegas tapi terukur, dengan menempatkan tanggung jawab finansial di tangan pelaksana proyek, bukan APBN.
Publik menilai langkah ini sebagai sinyal positif.
Namun, tantangan sebenarnya adalah memastikan bahwa Danantara dan KCIC mampu membayar kewajibannya tanpa menggoyahkan stabilitas keuangan BUMN.
“Proyek prestisius tak boleh jadi beban rakyat,” tegas Ari menutup konferensi pers.
Artikel Terkait
Bahas Cukai Rokok, Purbaya Singgung “Firaun”
Purbaya Tolak Tax Amnesty Jilid III, Ini Alasannya
Purbaya Tolak Tax Amnesty, Apa Efek Ekonomi?
Purbaya Yudhi Sadewa Ekonom yang Pimpin Keuangan Negara, Miliki Kekayaan Fantastis
Purbaya Tegas: APBN Tak Akan Bayar Utang Whoosh