Perjalanan Umar Wirahadikusumah di Dunia Militer Indonesia

photo author
- Senin, 6 Oktober 2025 | 18:33 WIB
Jenderal TNI (Purn) Umar Wirahadikusumah saat menjabat Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) tahun 1969. Dikenal tegas, jujur, dan berintegritas tinggi dalam memimpin prajurit. (Foto/ X @luckylucky0971)
Jenderal TNI (Purn) Umar Wirahadikusumah saat menjabat Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) tahun 1969. Dikenal tegas, jujur, dan berintegritas tinggi dalam memimpin prajurit. (Foto/ X @luckylucky0971)

BOGORINSIDER.com – Sebelum dikenal sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia ke-4, Umar Wirahadikusumah adalah seorang prajurit sejati.
Ia bukan sekadar tentara, melainkan simbol disiplin dan keteguhan moral yang membentuk wajah TNI di masa-masa penting sejarah bangsa.

Perjalanan militernya adalah kisah tentang kesetiaan, kesederhanaan, dan keberanian moral dari masa revolusi hingga menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), jabatan tertinggi dalam struktur militer darat Indonesia.

Awal Perjuangan: Dari Situraja ke Medan Tempur

Umar Wirahadikusumah lahir pada 10 Oktober 1924 di Situraja, Sumedang, Jawa Barat, di tengah suasana kolonial Hindia Belanda.
Sejak muda, ia menunjukkan kedisiplinan dan semangat juang tinggi nilai yang kelak menjadi ciri khasnya sepanjang hidup.

Setelah menempuh pendidikan di Hollandsch-Inlandsche School (HIS) dan Sekolah Menengah Pertama di Bandung, Umar bergabung dalam Tentara Keamanan Rakyat (TKR) pasca-Proklamasi 1945.
Dari sinilah perjalanan panjangnya dimulai.

Dalam masa-masa awal revolusi, Umar bertugas di Divisi Siliwangi, unit yang dikenal tangguh dan loyal kepada Republik.
Ia ikut dalam berbagai operasi militer, termasuk mempertahankan Bandung Selatan dan menumpas agresi Belanda kedua.

Kedekatannya dengan para tokoh militer seperti AH Nasution dan TB Simatupang membentuk pola pikir strategisnya — bahwa perang bukan sekadar soal senjata, tetapi juga soal disiplin dan moral.

Dari Siliwangi ke Kostrad

Selepas kemerdekaan, Umar melanjutkan kariernya di tubuh Angkatan Darat.
Pada akhir 1950-an, ia dipercaya menjadi Komandan Brigade di Divisi Siliwangi, lalu naik menjadi Panglima Kodam V/Jaya pada awal 1960-an.

Momen paling penting datang pada tahun 1965, ketika ia ditunjuk sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad).
Penunjukan ini tidak lepas dari reputasinya sebagai perwira yang disiplin dan bisa dipercaya.

Di tengah gejolak politik pasca-peristiwa G30S/PKI, Umar berada di posisi krusial.
Sebagai Panglima Kostrad menggantikan Soeharto yang naik menjadi Menpangad, Umar ikut menjaga stabilitas militer di saat negara dalam kondisi genting.

Dalam beberapa catatan sejarah, Umar dikenal berhati-hati — tidak reaktif, tapi selalu memastikan setiap tindakan didasari data dan perintah resmi.
Sikap inilah yang membuatnya dihormati oleh semua pihak, termasuk lawan politik militer pada masa itu.

Baca Juga: Sosok Umar Wirahadikusumah, Wapres yang Bersih dan Tegas

Disiplin dan Loyalitas: Dua Kunci Suksesnya

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Faizal khoirul imam

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Elegan di Tengah Isu: Citra Publik Raisa Tetap Kuat

Kamis, 23 Oktober 2025 | 10:28 WIB

Fenomena Netizen: Mengapa Publik Begitu Ingin Tahu?

Kamis, 23 Oktober 2025 | 10:21 WIB

Rahasia Kekuatan Hubungan Raisa dan Hamish Daud

Kamis, 23 Oktober 2025 | 10:09 WIB

Tekanan di Balik Popularitas: Kisah Raisa & Hamish

Kamis, 23 Oktober 2025 | 09:58 WIB

Hapus Foto, Viral Seketika: Fenomena Raisa & Hamish

Kamis, 23 Oktober 2025 | 09:42 WIB

Rumor Cerai: Raisa Menggugat Suami Setelah 8 Tahun

Kamis, 23 Oktober 2025 | 09:07 WIB

Terpopuler

X