Kapolda Metro Jaya menurunkan 3.500 personel untuk mengamankan aksi. Selain mengawal jalannya unjuk rasa, polisi fokus menjaga arus lalu lintas agar tidak lumpuh total.
“Kami minta masyarakat yang tidak berkepentingan di area DPR agar mencari jalur alternatif,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya.
Reaksi Publik: Antara Dukungan dan Keluhan
Di media sosial, tagar #HariTani2025 dan #JakartaMacet menjadi trending. Sebagian netizen mendukung perjuangan petani, namun banyak juga yang mengeluhkan dampak demo terhadap aktivitas sehari-hari.
“Dukung petani, tapi tolong jangan bikin macet Jakarta seharian,” tulis akun @Raka_di_Twitter.
Suara Petani
Menanggapi keluhan warga, salah satu koordinator aksi mengatakan:
“Kami sadar aksi ini berdampak. Tapi bagaimana lagi, suara kami tidak pernah didengar kalau tidak turun ke jalan. Macet sehari demi masa depan petani seharusnya bisa dipahami.”
Demo Hari Tani bukan hanya soal tuntutan reforma agraria, tetapi juga menunjukkan bagaimana sebuah aksi sosial bisa mengguncang denyut nadi ibu kota. Pertanyaan yang tersisa: akankah suara petani berbuah kebijakan nyata, atau hanya meninggalkan jejak macet yang cepat dilupakan?
Artikel Terkait
Simbol Pink, Hitam, dan Sapu Lidi Akan Mewarnai Aksi Demo Perempuan DPR 2025
BEM UI Gelar Demo di DPR: Tegaskan Kritik atas Sikap Pemerintah terhadap Tuntutan 17+8
Rumahnya Dijarah Masa Demo, Intip Kontroversi Joget Uya Kuya di Sidang MPR
Demo Ojol 17 September, Layanan Transportasi Online Terhenti Sementara
Demo Ojol 17 September, Ironi di Hari Perhubungan Nasional