BOGORINSIDER.com – Aksi ribuan petani di depan Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (24/9/2025), bukan hanya menggema dengan tuntutan reforma agraria, tetapi juga berdampak langsung pada lalu lintas ibu kota dan aktivitas ekonomi di sekitarnya.
Sejak pagi, arus kendaraan di Jalan Gatot Subroto, Slipi, hingga kawasan Pancoran, lumpuh total. Polisi menyebut kemacetan mengular hingga 5 kilometer, membuat banyak pengendara terjebak berjam-jam.
Kemacetan Panjang di Sekitar Senayan
Polda Metro Jaya mengalihkan arus kendaraan ke Jalan Sudirman, Asia Afrika, dan kawasan Pejompongan. Namun, kepadatan justru merembet ke jalan alternatif.
“Macetnya bukan main, biasanya saya cuma 30 menit ke kantor, ini hampir 3 jam,” keluh Siti, seorang pegawai swasta di Kuningan.
Ojek online dan taksi konvensional juga mengeluh karena perjalanan mereka molor. Tarif ojek daring naik 2–3 kali lipat akibat lamanya perjalanan.
Aktivitas Perkantoran dan Sekolah Terganggu
Sejumlah kantor di sekitar DPR memilih memulangkan karyawan lebih awal. Beberapa sekolah swasta di kawasan Tanah Abang dan Slipi bahkan mengumumkan pembelajaran daring mendadak demi menghindari macet.
“Anak-anak tidak bisa pulang kalau dipaksa masuk. Kami ambil langkah cepat,” ujar Kepala Sekolah SMP swasta di Palmerah.
Potensi Kerugian Ekonomi
Ekonom INDEF, Bhima Yudhistira, memperkirakan kerugian ekonomi akibat lumpuhnya lalu lintas Jakarta mencapai miliaran rupiah per hari.
“Kemacetan masif menurunkan produktivitas kerja, meningkatkan biaya logistik, dan memukul sektor transportasi,” jelasnya.
Pedagang kaki lima di sekitar Senayan juga mengaku pendapatan menurun. “Biasanya rame pegawai, sekarang orang takut mampir karena macet,” kata Asep, penjual nasi uduk.
Tindakan Aparat
Artikel Terkait
Simbol Pink, Hitam, dan Sapu Lidi Akan Mewarnai Aksi Demo Perempuan DPR 2025
BEM UI Gelar Demo di DPR: Tegaskan Kritik atas Sikap Pemerintah terhadap Tuntutan 17+8
Rumahnya Dijarah Masa Demo, Intip Kontroversi Joget Uya Kuya di Sidang MPR
Demo Ojol 17 September, Layanan Transportasi Online Terhenti Sementara
Demo Ojol 17 September, Ironi di Hari Perhubungan Nasional