BOGORINSIDER.com – Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun 2025 menjadi panggung penting bagi Indonesia. Untuk pertama kalinya setelah dilantik, Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pidatonya di hadapan para pemimpin dunia.
Sorotan publik pun langsung tertuju pada gaya bicara, pesan, hingga salam penutup yang ia lontarkan.
Pidato ini bukan sekadar formalitas diplomasi, tetapi mencerminkan arah politik luar negeri Indonesia ke depan. Tak heran, media internasional hingga tokoh besar dunia ikut menanggapi isi pidato tersebut.
Bahkan, mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, memuji penampilan Prabowo dengan mengatakan: “You did a great job.”
Prabowo membuka pidatonya dengan menekankan pentingnya menjaga perdamaian dunia. Ia menyoroti konflik global yang tak kunjung reda, mulai dari peperangan di Timur Tengah, ketegangan geopolitik di Asia, hingga isu kemanusiaan yang menimpa pengungsi.
“Indonesia percaya, tidak ada bangsa yang seharusnya menderita karena keserakahan dan ambisi segelintir pihak,” ujarnya dengan tegas.
Selain itu, Prabowo juga menyinggung isu perubahan iklim. Ia menegaskan bahwa negara berkembang, termasuk Indonesia, tidak boleh terus-menerus menjadi korban dari kebijakan industri negara maju. Indonesia, kata Prabowo, akan mengambil peran aktif dalam transisi energi hijau, tetapi tetap menuntut keadilan iklim.
Yang paling banyak diperbincangkan justru ada di penghujung pidato. Prabowo menutup dengan salam dalam bahasa Arab: “Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.” Media Israel menyoroti momen ini sebagai sinyal politik, sementara sebagian analis mengaitkannya dengan posisi Indonesia dalam isu Palestina.
Bagi publik Indonesia, salam tersebut bukanlah hal baru. Namun, bagi audiens internasional, gestur itu mengandung makna diplomatis yang dalam, seolah menegaskan identitas Indonesia sebagai negara Muslim terbesar di dunia yang tetap menjunjung toleransi.
Baca Juga: Deretan Skandal Kompol Anggraini Putri & Irjen KM Fakta, Dugaan, dan Dampak Etik
Pidato Prabowo langsung mendapat respons dari berbagai pihak. Donald Trump, yang hadir sebagai tamu kehormatan, mengomentari pidato itu dengan singkat namun penuh makna: “You did a great job.”
Media Timur Tengah menyoroti bagian tentang Palestina. Mereka menilai Indonesia di bawah Prabowo tetap konsisten dalam mendukung perjuangan rakyat Palestina. Sebaliknya, media Israel memandang salam penutup itu sebagai isyarat politis yang bisa memengaruhi dinamika hubungan Indonesia–Israel.
Dalam pidatonya, Prabowo juga mengulang prinsip politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif. Ia menyebut bahwa Indonesia tidak akan memihak pada blok manapun, tetapi akan selalu berada di pihak perdamaian.
Ini mengingatkan pada pidato-pidato bersejarah Presiden Soekarno di forum internasional, di mana Indonesia menempatkan dirinya sebagai juru bicara dunia ketiga. Bedanya, Prabowo tampil dengan gaya yang lugas, militeristik, namun tetap diplomatis.
Artikel Terkait
Lewat Jalut Ordal Ini Dia Dari Keluarga ke Senayan, Dua Keponakan Prabowo Kini Jadi Anggota DPR RI
Prabowo Subianto Reshuffle Kabinet, Sri Mulyani Digantikan
Prabowo Subianto Rombak 5 Menteri, Kabinet Merah Putih Berubah
Reshuffle Kabinet Prabowo 2025: Strategi Politik atau Respons Krisis?
23 Tahun Mendampingi Prabowo, Inilah Sosok Perempuan yang Jarang Disorot Kamera